3 Alasan Kamu Tak Perlu Takut Menerima Kritik

Tak Perlu Takut Menerima Kritik
Ilustrasi Foto: Pixabay

Ladies, apakah kamu sering merasa takut salah, takut ditertawakan, atau takut gagal? Saat bersekolah dulu, misalnya, kamu sering merasa kurang percaya diri atau malu menjawab ketika guru melempar pertanyaan ke semua murid di kelas. Hingga akhirnya sudah bekerja pun, kamu selalu ragu memberikan pendapat karena takut menerima kritik dari atasan atau rekan kerja. Padahal, segala ketakutan itu tak beralasan dan hanya ada di kepalamu!

Sama halnya dengan perusahaan membutuhkan kritik dan masukan dari pelanggan agar bisa memberikan pelayanan yang lebih baik, karyawan juga membutuhkan kritik dan saran dari para kolega maupun atasan untuk memperbaiki performa kerjanya. Walaupun kadang kala menimbulkan perasaan sedih atau tersinggung, ternyata kritik itu penting lho dalam bekerja.

Berikut ini tiga alasan mengapa kamu tak perlu takut menerima kritik:

1. Kritik membuat kamu tangguh

Apabila ada orang yang dari kecil hingga dewasa hanya mendapat pujian, bisa dibayangkan betapa tersinggungnya dia ketika ada orang yang mengkritiknya pertama kali . Sebaliknya, kalau ia terbiasa mendengar komentar baik ataupun buruk tentang karyanya, kritikan justru akan membuat ia semakin tangguh.

Bagi sebagian orang, kritik memang kerap dianggap sebagai hal yang menyakitkan. Akan tetapi, semakin sering kamu menerimanya, rasa takut, sedih, maupun tersinggung itu akan makin berkurang. Kamu pun tak akan rela membiarkan komentar orang menjatuhkan kamu. Jika kritik yang kamu dapat memang baik dan bersifat membangun, maka kamu akan menerimanya untuk memperbaiki diri dan hasil karyamu.

 2. Kritik tanda peduli

Menjadi rekan kerja yang suportif bukan berarti harus selalu setuju tanpa boleh mengkritik koleganya. Justru, anggota tim yang baik sudah semestinya bersikap peduli dengan turut menyampaikan pendapat yang bisa membantu kelangsungan perusahaan dan memberikan hasil terbaik bagi timnya.

Setiap karyawan tentu punya tugas dan deadline kerja masing-masing. Karena fokus dengan tugasnya, mungkin saja rekan kerjamu lantas asal menyetujui apa yang kamu kerjakan. Namun, jika mereka mau meluangkan waktunya untuk memberikan feedback atau saran untuk memperbaiki presentasimu yang menurut mereka masih kurang baik, atau bahkan memberi referensi untuk memperbaiki isi proposalmu, maka itu berarti mereka peduli pada kamu, Ladies. 🙂

 3. Kritik menyelamatkan karier

Mengkritik bukan berarti menjelekkan—apalagi menghina. Perlu diingat bahwa kritik perlu selalu disertai dengan alasan serta pertimbangan baik dan buruk akan sesuatu hal. Dari situlah orang yang dikritik bisa memperbaiki kekurangannya. Kamu pun perlu mengingat ini ketika memberikan kritik kepada rekan kerjamu.

Dengan menerima kritik, kamu dapat menyelamatkan kedudukan dan karier kamu di masa depan. Bukan cuma itu, dengan mendengar dan mempertimbangkan masukan dari rekan kerja serta atasanmu, secara tidak langsung kamu juga sedang belajar jadi pemimpin, lho!

 

Nah, sekarang tidak ada lagi alasan untuk tutup telinga ketika orang lain memberi kritik buat kamu ya, Ladies. 🙂

About Widya Sulistiani

Widi memiliki rasa ingin tahu dan antusiasme yang besar terhadap dunia startup digital. Selain aktif berkontribusi di Chicmanagers.com, Widi juga berkarya sebagai Content Strategist di sebuah startup di Indonesia. Hal ini sesuai dengan passion-nya di bidang Content Marketing, Creative Writing, dan Social Media.

View all posts by Widya Sulistiani →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *