3 Pertanda Kamu Harus Segera Mengambil Cuti

pertanda butuh cuti
Ilustrasi Foto: Pixabay

Seperti yang kita ketahui, tenaga kerja di Indonesia punya hak untuk mengambil cuti tahunan sebanyak 12 kali. Demikian yang disyaratkan oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan. Meski begitu, perusahaan bisa saja memberikan cuti kepada karyawan hingga 20 hari dalam setahun, dan tetap menggajinya—tergantung pada kebijakan serta kesepakatan perusahaan dengan si karyawan.

Semakin banyak hak cuti, (idealnya) karyawan semakin happy karena semakin banyak kesempatan bagi mereka untuk beristirahat dari pekerjaan. Terserah mereka akan menghabiskan cutinya untuk traveling, atau sekadar beristirahat di rumah dan menghabiskan quality time bersama keluarga. Sayangnya, tidak sedikit orang yang terlalu fokus bekerja, hingga lupa memanfaatkan benefit yang berharga ini. Karena tidak terpakai, akhirnya sisa cuti pun hangus percuma. Keadaan ini mungkin saja terjadi pada kamu.

Meskipun sudah terbiasa dengan julukan hard-worker di kantor, bukan berarti kamu boleh melupakan diri sendiri ya, Ladies. Kalau kamu sudah menunjukkan tanda-tanda di bawah ini, berarti kamu harus segera mengambil cuti!

1. Tidak fokus pada pekerjaan

Kamu merasa sedang sulit berkonsentrasi di kantor, sehingga kinerja tidak maksimal dan pekerjaan lebih lama selesai? Hal ini bahkan disadari oleh rekan-rekan kerja yang khawatir, bukan cuma dengan keadaan kamu, tapi juga dengan nasib pekerjaan mereka yang ikut terkena imbasnya.

Nah, sebelum kamu terlanjur ditegur sama Si Bos lantaran sering “gagal fokus”, lebih baik segera mengambil cuti, Ladies. Kamu jadi bisa punya long weekend untuk beristirahat santai di rumah, atau untuk mengunjungi destinasi wisata terdekat guna refreshing mengembalikan tenaga dan kreativitas otak sebelum kembali bekerja.

2. Kesehatan mulai terganggu

Istirahat itu bukan menunggu sakit dulu, Ladies. Kalau tubuh kamu mulai menunjukkan sinyal-sinyal tidak fit, berarti dia sedang ‘minta diperhatikan’. Apalagi kalau cuaca juga sedang tidak bersahabat. Daripada kamu break dari pekerjaan karena terbaring lemah di atas tempat tidur, bukankah lebih baik kamu gunakan jatah cutimu untuk menikmati hal-hal yang menyenangkan?

Selain fisik, kesehatan mental juga wajib kamu perhatikan. Jadi, jangan acuhkan isi kepala yang mulai penat akibat tekanan dari atasan dan klien. Satu atau dua hari cuti seharusnya cukup untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran kamu.

 3. Jauh dari keluarga dan sahabat

Dibilang sombong karena selalu susah diajak kumpul sama para sahabat? Atau, diprotes keluarga di rumah karena hampir setiap hari pulang di atas jam 10 malam?

Kamu mungkin sudah siap membela diri dengan berbagai macam alasan—apalagi ketika mendengar tuduhan “sombong” yang bikin dahi mengernyit. Tapi, pernahkah kamu berpikir bahwa bisa jadi ucapan-ucapan mereka sebenarnya adalah reminder untuk kamu? 

Keluarga dan teman-temanmu tentu mengerti padatnya kesibukan kamu sebagai perempuan karier. Tapi, mereka mau kamu ingat bahwa kamu juga butuh bersosialisasi. Sesekali cuti untuk menikmati liburan singkat bersama mereka tak akan membuat klien-klien kamu kabur kok. Justru, di sinilah management skill dan leadership skill kamu diuji. Bagaimana cara kamu mengatur prioritas pekerjaan, dan sejauh mana kamu memercayakan kolegamu untuk menerima delegasi?

About Widya Sulistiani

Widi memiliki rasa ingin tahu dan antusiasme yang besar terhadap dunia startup digital. Selain aktif berkontribusi di Chicmanagers.com, Widi juga berkarya sebagai Content Strategist di sebuah startup di Indonesia. Hal ini sesuai dengan passion-nya di bidang Content Marketing, Creative Writing, dan Social Media.

View all posts by Widya Sulistiani →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *