Apa yang Kamu Cari dalam Bekerja?

Ilustrasi Foto: Pixabay

Ini lamunan saya di suatu sore, dalam perjalanan macet menuju ke rumah. Dalam sehari, kita punya waktu 24 jam. Dalam seminggu, kita bekerja 5 hari. Kalau kebanyakan pekerja di Jakarta tinggal di daerah pinggiran kota—Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi—rata-rata waktu yang mereka habiskan dalam perjalanan pulang-pergi bisa sekitar 4-5 jam.

Di kantor, mereka bekerja 8-10 jam per hari. Jam kerjanya bahkan bisa lebih panjang sewaktu deadline atau ketika harus lembur. Biasanya, orang-orang yang perjalanannya singkat justru punya jam kerja lebih panjang.

Untuk perjalanan dan bekerja saja, waktu 24 jam sudah berkurang 12-15 jam. Sisanya tinggal 9-12 jam. Bagaimana para pekerja di Jakarta bisa hidup seimbang? Berapa lama waktu yang bisa mereka sisihkan untuk keluarganya, untuk pribadi, untuk beristirahat, dan untuk… Tuhan.

Sabtu dan Minggu, kita memang libur. Tapi terkadang libur dua hari itu terasa kurang untuk bikin badan jadi fresh lagi. Nggak jarang, orang-orang yang bukan pekerja biasa—biasanya para pekerja kreatif—harus tetap bekerja Sabtu dan Minggu. Nah loh!

Saya jadi sadar betul bahwa memang benar kalau kita seharusnya bekerja sesuai dengan passion yang kita miliki, memiliki misi, dan hasilnya bisa bermanfaat bagi banyak orang.

Kalau kita punya passion, kita akan menjalani pekerjaan dengan hati senang. Badan boleh lelah, tapi semangat tetap tinggi. Betul?

Kalau kita punya misi, kita tahu apa yang ingin kita capai. Ada target yang kita kejar. Kita punya standar dan tolok ukur keberhasilan. Betul?

Kalau hasil pekerjaan kita bermanfaat bagi orang lain, syukur-syukur bermanfaat bagi orang banyak, kita akan bahagia. Bekerja juga sekaligus menjadi ibadah buat kita, and for the greater glory of God.

Saya termasuk orang yang percaya bahwa setiap manusia di dunia ini diciptakan Tuhan untuk suatu tujuan. Dan, sejatinya segala hal yang kita kerjakan harus demi kemuliaan nama-Nya. Bagaimana menurut kamu?

About Restituta Arjanti

Biasa dipanggil dengan nama tengahnya, Ajeng. Ia memulai kariernya sebagai Jurnalis. Dengan pengalaman lebih dari sepuluh tahun di Industri Media dan Teknologi, sekarang ia aktif sebagai penulis dan editor profesional serta konsultan di bidang Media, Konten, dan Public Relations.

View all posts by Restituta Arjanti →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *