Tanda-tanda Perusahaan Tidak Sehat Secara Finansial

Ilustrasi Foto: Freepik.com

Dalam dunia kerja, stabilitas perusahaan bukan hanya urusan manajemen, tapi juga keberlangsungan bisnis dan kesejahteraan karyawan. Pasalnya, kebijakan manajemen akan memengaruhi kinerja karyawan dan capaian perusahaan, termasuk kondisi finansial perusahaan. Secara langsung, ini juga berdampak pada kelancaran operasional, pembayaran gaji dan tunjangan, serta keberlangsungan karir karyawan. Sayangnya di banyak perusahaan, informasi terkait kesehatan keuangan perusahaan seringkali dirahasiakan. Masalah baru diungkap ketika kondisi perusahaan sudah di ujung tanduk. Mirisnya,  karyawan yang tak tahu apa-apa umumnya terdampak paling awal.

Karena itu, penting bagi karyawan untuk peka terhadap tanda-tanda yang bisa mengindikasikan kondisi finansial perusahaan yang sedang tidak sehat. Berikut ini tanda-tanda yang perlu diwaspadai:

1. Pengurangan Anggaran dan Fasilitas

Manajemen mulai menggunakan kata “efisiensi” dan melakukan pemangkasan anggaran dan fasilitas karyawan secara bertahap ataupun drastis. Kamu perlu waspada, khususnya ketika kata “efisiensi” mulai sering disebut dalam meeting ataupun email dari manajemen. Ketika kata ini disebut berulang kali, artinya bukan lagi soal optimalisasi, tetapi merefleksikan tekanan keuangan yang dihadapi perusahaan. Misalnya, pemadaman listrik kantor setelah jam 5 sore, larangan lembur karena perusahaan tidak akan membayar, penghapusan tunjangan atau fasilitas tertentu, hingga pembatasan operasional tim yang sebenarnya vital, seperti pemangkasan bujet untuk aktivitas pemasaran digital dan perjalanan dinas. Langkah ini memang biasa diambil sebagai strategi efisiensi, tetapi bila dilakukan secara berlebihan, bisa mencerminkan kesulitan finansial perusahaan.

2. Pembekuan Perekrutan Karyawan

Perusahaan yang sehat dan bisnisnya berkembang biasanya aktif merekrut talenta baru. Namun, ketika iklan lowongan kerja sudah dipasang dan proses perekrutan tiba-tiba dihentikan tanpa alasan yang jelas, kamu perlu waspada. Hal ini bisa mengindikasikan perusahaan sedang menekan biaya operasional. Apalagi jika departemen SDM mendapatkan instruksi untuk “memaksimalkan tenaga yang ada” meski beban kerja dan target perusahaan meningkat.

3. Restrukturisasi Mendadak dan Pengunduran Beberapa Manajemen Senior

Tiba-tiba terjadi restrukturisasi mendadak dalam perusahaan, misalnya penggabungan divisi, perampingan unit, atau pemecatan beberapa karyawan tanpa peringatan. Hal ini bisa mengindikasikan bahwa perusahaan sedang berusaha menyelamatkan keuangannya secara cepat. Selain itu, pergantian atau pengunduran diri direksi atau manajemen senior secara mendadak juga bisa menjadi pertanda serius. Pasalnya, orang-orang di manajemen puncak biasanya memiliki informasi lebih awal tentang kesehatan perusahaan. Jika mereka memilih hengkang, ada kemungkinan mereka sudah melihat potensi krisis di depan mata.

4. Penundaan Berbagai Pembayaran

Tanda paling jelas bahwa keuangan perusahaan sedang tidak baik-baik saja adalah ketika perusahaan mulai menunda berbagai pembayaran: gaji, bonus, atau bahkan pembayaran kepada vendor dan pihak ketiga. Gaji yang biasanya dibayarkan setiap tanggal 25, misalnya, tiba-tiba mundur beberapa hari tanpa penjelasan yang transparan. Bagi karyawan, penundaan pembayaran gaji tentu menimbulkan keresahan. Apalagi, gaji merupakan sumber utama pemasukan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Sementara bagi vendor atau mitra bisnis, keterlambatan pembayaran bisa mengganggu rantai pasok usaha mereka. 

Sekilas, keterlambatan beberapa hari mungkin tampak sepele. Namun, perlu diketahui bahwa kelancaran cash flow menentukan keberlangsungan operasional perusahaan. Jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya tepat waktu, itu menandakan adanya masalah likuiditas. Akan mengkhawatirkan jika kondisi ini berulang atau menjadi pola, karena berarti perusahaan bukan saja menghadapi masalah teknis, tetapi sedang berada dalam tekanan finansial yang serius.

Menyadari tanda-tanda ini sejak awal membantu karyawan untuk bersiap dan mulai mencari ‘pelabuhan’ baru. Sementara itu, di tengah situasi ekonomi yang serba tak menentu seperti saat ini, ada baiknya kita melakukan langkah-langkah bijak untuk menjaga stabilitas finansial pribadi, misalnya dengan mengurangi pengeluaran yang tak perlu dan tak mendesak, menyisihkan lebih banyak uang untuk ditabung, mulai mencari peluang kerja baru, sambil terus mengembangkan keterampilan supaya lebih kompetitif di pasar kerja. Tetap semangat, sahabat Chic Managers!

About Restituta Arjanti

Biasa dipanggil dengan nama tengahnya, Ajeng. Ia memulai kariernya sebagai Jurnalis. Dengan pengalaman lebih dari sepuluh tahun di Industri Media dan Teknologi, sekarang ia aktif sebagai penulis dan editor profesional serta konsultan di bidang Media, Konten, dan Public Relations.

View all posts by Restituta Arjanti →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *