
Dalam dunia kerja, politik kantor bukanlah hal yang mudah dihindari. Setiap organisasi, besar maupun kecil, biasanya memiliki dinamika kepentingan, kekuasaan, dan relasi antar-individu yang dapat memengaruhi keputusan maupun alur kerja. Politik kantor sendiri sering diasosiasikan sebagai hal negatif. Mendengarnya membuat banyak orang membayangkan intrik, sikut-sikutan antarkaryawan untuk mencapai kepentingannya sendiri, atau rekan kerja yang suka “menikam dari belakang.”
Padahal, politik kantor tidak buruk. Politik kantor adalah dinamika interaksi antarindividu di lingkungan kerja yang bertujuan untuk mempengaruhi keputusan atau meraih keuntungan pribadi, baik secara positif maupun negatif. Aktivitas ini tak selalu negatif, tapi juga bisa mencakup membangun hubungan baik, kerja sama membentuk aliansi, serta memajukan agenda pribadi.
Faktanya, politik kantor adalah bagian tak terhindarkan dari dinamika organisasi manapun. Di balik setiap keputusan strategis, promosi jabatan, atau proyek lintas divisi, selalu ada unsur pengaruh dan negosiasi antar-individu. Ini termasuk dalam politik kantor. Nah, setelah kita tahu lebih banyak tentang politik kantor, pertanyaannya sekarang bukan apakah kita harus bermain politik, tetapi bagaimana kita melakukannya dengan etika? Berikut hal-hal yang perlu dilakukan untuk menghadapi politik kantor dengan baik.
Memahami politik kantor
Untuk tetap berkembang dan bertahan dalam ekosistem kerja yang dinamis, kita perlu memahami bagaimana politik kantor bekerja, membangun jaringan yang kuat, dan memposisikan diri dengan tepat tanpa mengorbankan integritas.
Pada dasarnya, politik kantor lahir dari perbedaan kepentingan, nilai, karakter, dan ambisi antaranggota tim. Misalnya, keinginan untuk naik jabatan, mendapatkan anggaran lebih untuk tim, keinginan untuk dekat dengan pimpinan perusahaan, atau sekadar perbedaan dalam gaya berkomunikasi yang dapat memicu dinamika di lingkungan kerja.
Jika kita bisa memahami bahwa setiap orang punya agenda dan motivasi yang berbeda, kita akan bersikap lebih objektif. Alih-alih melihat semua situasi sebagai konflik, kita bisa menilai apakah sesuatu itu terjadi semata karena perbedaan prioritas, atau memang bentuk politik kantor kurang baik yang perlu dikelola.
Mengobservasi dinamika di lingkungan kerja
Mengobservasi peran tiap individu di kantor merupakan langkah awal yang penting dalam menghadapi politik kantor secara bijak. Perhatikan siapa pengambil keputusan formal dan informal dalam tim dan di perusahaan, siapa saja orang-orang yang memiliki pengaruh dan siapa yang secara khusus berpengaruh terhadap siapa, serta siapa orang-orang yang perlu dihadapi dengan hati-hati. Misalnya, mereka yang dikenal sebagai ‘ratu drama’ atau ‘raja gosip’.
Perhatikan pula pola komunikasi di lingkungan kerja, termasuk siapa yang sering bekerja sama dengan kita, dan siapa rekan kerja yang sering bermasalah. Lalu, pahami pula apa nilai yang dihargai di perusahaan, apakah hasil kerja, loyalitas dan kepatuhan, atau diplomasi.
Dengan memahami pola ini, kita bisa memahami bagaimana informasi mengalir di lingkungan kerja dan bagaimana keputusan dibentuk. Observasi juga akan membantu kita menghindari jebakan politik dan tanpa sadar terlibat isu yang sensitif.
Pilih “medan perang” kita
Sambil tetap menjaga profesionalitas, tidak semua hal di kantor perlu kita respons. Dalam politik kantor, kemampuan memilih kapan harus bersuara dan kapan harus diam merupakan hal yang penting. Hindari argumen atau konfrontasi yang tidak perlu, karena hal itu hanya akan menguras energi dan emosi kita, serta berpotensi merusak reputasi.
Sebelum merespons suatu masalah, coba tanyakan pada diri sendiri apakah masalah ini akan berdampak jangka panjang? Apakah masalah ini berkaitan dengan integritas saya, atau hanya akan memancing ego? Dan, apakah keterlibatan saya dalam masalah ini akan membawa solusi atau malah memperkeruh keadaan dan mengancam pekerjaan saya? Pilih “perang” kita secara selektif agar kita bisa tetap fokus pada hal yang benar-benar penting.
Bangun reputasi profesional yang kuat
Reputasi adalah aset yang penting dan amat berpengaruh dalam politik kantor. Seseorang yang dikenal kompeten, bisa dipercaya, dan mampu bekerja sama biasanya dihormati dan sulit dijadikan target manipulasi. Karena itu, tetaplah fokus dan konsisten dalam menunjukkan kualitas kerja, tepat waktu menyelesaikan tugas, komunikatif, terbuka terhadap masukan, dan selalu menjaga integritas, bahkan dalam situasi sulit sekalipun.
Membangun sekutu dan jejaring profesional yang sehat
Dalam politik kantor, memiliki sekutu adalah hal yang penting. Sekutu di sini bukan berarti “geng”, melainkan jejaring atau sahabat profesional. Mereka bisa membantu kita mendapatkan perspektif yang lebih luas dan dukungan saat menghadapi situasi sulit.
Untuk membentuk sekutu ini, kita perlu menjalin hubungan lintas divisi, bekerja sama dan mendukung rekan kerja dengan tulus, terlibat dalam proyek kolaboratif antardivisi, dan berusaha membangun hubungan dengan orang-orang yang berpengaruh–secara profesional, bukan dengan menjilat tentunya. Sekutu terbaik adalah mereka yang profesional, positif, dan memiliki etika kerja yang kuat.
Berkomunikasi secara asertif dan diplomatis
Komunikasi, khususnya dalam menyampaikan pendapat, menjadi salah satu hal penting dalam menghadapi permasalahan di kantor. Gunakan komunikasi asertif yang jelas dan tegas, tapi tetap sopan dan menghargai orang lain.
Komunikasi asertif adalah teknik komunikasi dengan menyampaikan pendapat, perasaan, dan kebutuhan secara jelas dan tegas tanpa menyakiti atau meremehkan orang lain. Beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan adalah, perlunya fokus pada fakta, bukan asumsi atau emosi. Gunakan bahasa yang netral dan sopan saat mengkritik. Sampaikan informasi secukupnya dan dapat dipertanggungjawabkan untuk menghindari penyebaran gosip.
Jika harus menyampaikan keberatan, usahakan untuk menyampaikannya secara pribadi dan bukan di ruang publik. Komunikasi asertif dan diplomasi bisa membantu kita menghindari gesekan yang tidak perlu.
Lindungi diri dari drama dan manipulasi
Tidak semua politik kantor baik, dan tidak semua orang bermain politik dengan niat baik. Beberapa pemain menggunakan taktik manipulatif seperti gaslighting, backstabbing, dan tak segan memutarbalikkan fakta. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, penting bagi kita untuk selalu mendokumentasikan percakapan penting dan meminta instruksi kerja secara tertulis. Segera lakukan klarifikasi jika ada rumor yang menyebutkan nama kita, dan jangan mudah terpancing emosi. Bersikap tenang dan mampu menyampaikan informasi berbasis data akan membuat kita sulit dijadikan target permainan politik yang tidak sehat.
Tetap fokus pada tujuan karir
Politik kantor bisa menguras energi dan mental, bahkan berpengaruh pada kesehatan. Karena itu, ingatlah selalu tujuan karir kamu agar tak mudah terbawa arus politik yang sifatnya hanya sementara. Tanyakan pada diri sendiri, apakah lingkungan kerja saat ini mendukung perkembangan diri saya? Seberapa besar kesempatan saya untuk mendapat peluang lebih besar di tempat kerja saat ini? Apakah tempat ini memberikan saya kesempatan untuk belajar dan meningkatkan keterampilan saya?
Menghadapi politik kantor bukan hanya membutuhkan kesabaran, tapi juga kecerdasan emosional, strategi, dan ketahanan mental. Namun dengan pendekatan yang tepat, politik kantor tidak seharusnya menjadi ancaman buat kita, tapi justru bisa membuka peluang bagi kita untuk menunjukkan kapasitas kepemimpinan dan kecerdasan interpersonal kita.
