6 Mitos dan Fakta Seputar Kerja Magang

kerja magang
Ilustrasi Foto: Pixabay

Kerja magang bukan istilah baru di kalangan mahasiswa. Umumnya, kampus mensyaratkan para mahasiswa yang berada di semester-semester akhir untuk magang sesuai dengan jurusan mereka. Meski tidak semua kampus menuntut mahasiswanya untuk magang, tapi banyak pula mahasiswa yang secara sukarela mencari tempat magang. Tujuannya entah untuk mencari pengalaman, mencari bahan skripsi, atau sekedar mengisi waktu luang.

Jika kamu sedang mempertimbangkan untuk magang, kamu perlu membaca artikel ini! Ada banyak mitos dan fakta di tempat magang yang harus kamu ketahui agar program magangmu bisa jadi lebih menyenangkan dan berfaedah.

Mitos 1: Melakukan pekerjaan sepele dan tidak banyak pekerjaan
Biasanya, ketika sudah meniatkan diri untuk magang, ada saja yang mengatakan bahwa pekerjaan yang akan kita lakukan di tempat magang hanya pekerjaan sepele. Misalnya, memfotokopi atau membuatkan kopi. Ada pula yang mengira tidak banyak pekerjaan yang bisa dilakukan di tempat magang alias “gabut” atau (makan) gaji buta.

Fakta: Jika kamu memilih tempat magang yang tepat, kamu bisa saja mendapat kesempatan untuk ikut dilibatkan dalam hal-hal substansial. Meski pekerjaanmu tidak seberat karyawan di sana, tapi kamu tetap bisa berkontribusi.

Yang perlu disadari, kamu akan dilibatkan dalam hal-hal penting atau tidak tergantung pada potensi dan hasil kerja yang kamu tunjukkan selama magang. Jadi, sebagai anak magang, kamu pun perlu menunjukkan keahlian dan potensi dirimu! Jangan ragu untuk membantu dan meminta pekerjaan jika kamu merasa belum banyak berkontribusi.

Mitos 2: Magang harus sesuai dengan jurusan
Banyak orang memilih tempat magang sesuai dengan jurusannya, agar ilmu yang selama ini didapat di kampus bisa tersalurkan dan tidak sia-sia. Misalnya, anak fakultas akuntansi biasanya magang di kantor akuntan atau auditor, atau anak fakultas hukum biasanya magang di law firm. Selain itu, beberapa kampus juga mewajibkan mahasiswanya untuk magang sesuai dengan jurusan yang mereka ambil.

Fakta: Sah-sah saja jika memilih tempat magang sesuai dengan jurusan kamu. Selain dapat memperdalam ilmu yang sudah diperoleh, kamu juga bisa mendapatkan bayangan seperti apa dunia kerja yang akan kamu geluti di masa depan. Meski begitu, tak ada salahnya jika kamu mencoba untuk magang di bidang atau perusahaan yang tidak sesuai dengan jurusanmu. Selain bisa menambah pengalaman, tentu kamu akan mendapat ilmu, keahlian, serta relasi yang lebih luas.

Mitos 3: Magang mengganggu kuliah
Rutinitas kuliah yang dilakukan sembari kerja magang terkadang menjadi momok tersendiri bagi mahasiswa. Selain banyaknya tugas kuliah yang harus dikerjakan, kamu harus melakukan program magang sesuai dengan jam kerja yang ditentukan atau disepakati. Selain menguras tenaga dan pikiran, magang dianggap bisa membuat mahasiswa menjadi malas atau kehilangan gairah untuk mengerjakan tugas kuliah.

Fakta: Terganggu atau tidaknya kuliah kamu sebenarnya tergantung pada diri kamu sendiri. Jika kamu bisa mengelola waktu dengan baik, maka magang tak akan menjadi batu sandungan bagi kamu untuk mengejar nilai yang baik di kampus. Bahkan, kerja magang bisa membuatmu menjadi lebih produktif dibanding hanya berleha-leha di rumah. Kamu bisa lho mengajak karyawan di tempat magangmu untuk berdiskusi mengenai tugas kuliahmu. Seru kan?

Mitos 4: Magang hanya untuk mahasiswa atau siswa SMK
Banyak orang mengira bahwa magang atau program kerja lapangan hanya diperuntukkan bagi mahasiswa atau siswa-siswa SMK (sekolah menengah kejuruan) saja.

Fakta: NO! Magang bisa dilakukan oleh siapa saja—mulai dari mahasiswa, siswa SMK, hingga mereka yang sudah lulus kuliah. Namun, kebijakan ini tergantung pada ketentuan di masing-masing perusahaan ya. Cukup banyak lho perusahaan atau instansi yang membuka program magang untuk mahasiswa dan non-mahasiswa. 😉

Mitos 5: Bisa langsung jadi karyawan tetap
Ada yang bilang, jika kinerja karyawan magang di kantor bagus, maka ia bisa langsung diangkat menjadi karyawan tetap.

Fakta: Hal itu bisa saja terjadi jika memang kinerja kamu bagus. Namun, perusahaan tentu memiliki kriteria dan prosedur perekrutan sendiri alias tidak bisa sembarang mengangkat karyawan. Jika kamu magang di instansi pemerintahan, tentu kamu harus mengikuti tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk bisa sampai pada tahap menjadi karyawan tetap.

Mitos 6: Magang tidak dibayar
Banyak yang mengira bahwa anak-anak magang hanya bekerja secara cuma-cuma atau tidak dibayar.

Fakta: Ketika ingin menjalani program magang, jauhkan pikiranmu dari keinginan untuk mendapatkan imbalan uang. Magang tidak melulu soal uang! Meskipun tidak dibayar, ada banyak hal yang bisa kamu dapatkan dan jauh lebih berharga dari sekadar gaji. Contohnya: pengalaman, skill baru, relasi, dan tentunya “keluarga” baru. Namun, tidak jarang pula perusahaan yang memberikan gaji atau uang makan serta uang transport bagi karyawan magangnya. Namun sekali lagi ingat, tujuan dari magang bukan sekadar untuk mendapatkan gaji ya!

 

Ladies, itu tadi beberapa mitos dan fakta seputar kerja magang. Bermanfaat atau tidaknya kegiatan magangmu, tentu kamu yang menentukan. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu dan teman-teman yang ingin mencari tempat magang, ya. Good luck! 🙂

About Angela Jessica

Saat ini Angela terdaftar sebagai mahasiswa Magister Hukum di Universitas Padjadjaran Bandung dengan konsentrasi Hukum Internasional. Ia memiliki semangat tinggi untuk belajar dan minat dalam creative writing. Di sela kuliah, Angela mengisi waktunya dengan menjadi kontributor Chicmanagers.com. Sebelumnya, ia memiliki pengalaman internship di sebuah startup digital yang bergerak di industri karir serta lembaga negara yang memiliki latar belakang sesuai dengan minat dan pendidikannya. Artikel-artikelnya di Chicmanagers.com ia tulis berdasarkan wawancara, serta pengamatan dan pengalamannya di dunia kerja.

View all posts by Angela Jessica →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *