
Dunia kerja masa kini adalah dunia kerja multigenerasi. Di banyak perusahaan, kita bisa melihat karyawan dari beberapa kelompok generasi sekaligus. Mulai dari Generasi X yang banyak menduduki posisi puncak manajemen, Millennial yang mendominasi angkatan kerja dan banyak menduduki level manajerial, hingga Generasi Z yang baru masuk dunia profesional. Bahkan di beberapa industri, masih ada Baby Boomer yang aktif berkontribusi.
Kombinasi dalam tim multigenerasi menciptakan dinamika unik di lingkungan kerja. Suasana kerja menjadi lebih kaya perspektif, tapi juga rawan konflik. Di sini, seorang manajer diuji untuk membangun kepercayaan, menghadapi karakter yang berbeda-beda, sekaligus menjaga kekompakan tim yang anggotanya memiliki motivasi dan gaya kerja berbeda.
Kepercayaan adalah pondasi utama kepemimpinan. Tanpanya, semua keputusan atau strategi yang diambil perusahaan akan sulit dijalankan. Berikut ini tiga kunci penting untuk membangun kepercayaan dalam tim multigenerasi.
1. Komunikasi yang transparan
Tiap orang, terlepas dari generasi apa ia berasal, umumnya menghargai keterbukaan. Dalam berkomunikasi, manajer tak harus harus menyampaikan setiap detail kepada anak buahnya, tapi perlu menyampaikan alasan di balik keputusan penting atau penugasannya. Misalnya, ketika perusahaan menaikkan target atau menentukan tenggat yang cukup ketat, manajer perlu menjelaskan hal apa yang mendasarinya dari segi bisnis. Komunikasi yang transparan bisa mengurangi spekulasi atau gosip yang bisa merusak kepercayaan dan menjatuhkan motivasi tim.
2. Keputusan yang tegas dan konsistensi
Tak ada anak buah yang menyukai atasan plin-plan atau yang memegang prinsip “asal bos senang”. Manajer yang kurang tegas dalam membagi tugas dan menjelaskan arah kerja hanya akan membuat tim bingung, bahkan kehilangan respek. Namun perlu dipahami, tegas bukan berarti bersikap keras tanpa kompromi, ya!
Manajer yang tegas dan baik harus bisa terbuka dalam berkomunikasi, mau mendengarkan masukan, dan bisa menjelaskan alasan untuk setiap keputusannya. Selain itu, dia juga konsisten dan bijak dalam menerapkan aturan, serta dalam bersikap dan bertindak.
3. Pembagian tugas yang adil dan jelas
Kepercayaan juga tumbuh dari rasa keadilan. Tim akan sulit percaya dan objektif pada manajer yang selalu membebankan pekerjaan pada orang yang sama, atau sebaliknya, pilih kasih dan memberi tugas ringan hanya kepada anggota tertentu.
Manajer harus bisa membagi pekerjaan tim berdasarkan tanggung jawab, kapasitas, dan keahlian anggota timnya, sekaligus memberikan mereka kesempatan untuk berkembang. Kejelasan dalam penugasan juga perlu diperhatikan. Siapa melakukan tugas apa, kapan tenggatnya, dan apa hasil yang diharapkan. Dengan begitu, anak buah paham tanggung jawabnya dan dapat fokus dalam melakukan pekerjaannya. Mereka tahu bahwa kontribusinya dihargai dan tak ada yang merasa dieksploitasi atau diperlakukan berbeda.
Kepercayaan tim tumbuh ketika setiap anggota merasa dipahami, diperlakukan adil, dan mengetahui peran mereka dengan jelas. Seorang manajer yang mampu menyelaraskan komunikasi, tegas dalam mengambil keputusan, dan adil dalam pembagian tugas akan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif bagi tim, termasuk tim yang multigenerasi.