Menjaga Kesehatan Mental dari Dampak Psikologis PHK

Ilustrasi Foto: Freepik.com

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah mimpi buruk bagi tiap karyawan. Bukan hanya berpengaruh pada sisi finansial, PHK juga memengaruhi sisi psikologis mereka yang mengalaminya. Banyak yang merasa kehilangan arah, terluka harga dirinya, hingga merasakan tekanan mental. Meski begitu, fase yang penuh tantangan ini juga bisa menjadi titik balik yang memberdayakan bila dihadapi dengan cara yang positif. 

Jika kamu atau orang terdekat baru mengalaminya, berikut beberapa tips untuk menjaga kesehatan mental dan emosi ketika menghadapi tantangan dan dampak psikologis PHK.

1. Mengatasi tekanan dan rasa rendah diri pasca PHK

Perasaan gagal, kecewa, minder, hingga menyalahkan diri sendiri umum muncul setelah kehilangan pekerjaan. Jangan tenggelam dalam perasaan-perasaan tersebut! Kamu perlu ingat bahwa PHK bukan cerminan nilai diri, melainkan sesuatu yang disebabkan oleh akumulasi berbagai faktor dan situasi bisnis yang ada di luar kendali kamu sebagai karyawan. Untuk mengatasi tekanan dan rasa rendah diri, kamu bisa mencoba melakukan beberapa langkah sederhana ini.

  • Berhenti menyalahkan diri sendiri dan coba alihkan pikiran “kenapa harus saya yang kena PHK” menjadi “apa langkah saya selanjutnya.”
  • Tetap menyibukkan diri dan melakukan aktivitas rutin. Misalnya, tetap bangun tidur teratur, melakukan olahraga ringan, atau menulis jurnal untuk mencatat ide dan daftar hal yang bisa disyukuri setiap hari.
  • Tak perlu menutup diri. Komunikasikan perasaanmu kepada orang-orang terdekat untuk mengurangi beban emosional. Dengan melakukan hal-hal ini, kamu bisa mengalihkan pikiran sedih dan mengendalikan emosi dengan lebih baik. 

2. Fokus menjaga kesehatan mental dan jasmani di masa transisi

Masa transisi pasca PHK bisa memicu tekanan baru. Stres mencari pekerjaan, memenuhi kebutuhan finansial, hingga menghadapi persaingan pencarian kerja yang ketat. Di masa ini, kesehatan mental dan jasmani harus menjadi prioritas utama. Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan.

  • Menjaga ekspektasi dan tetap realistis. Beri waktu bagi dirimu sendiri dalam mencari pekerjaan baru. Tidak semua orang bisa langsung mendapatkannya dalam waktu singkat, seperti yang diharapkan. Bersabar sambil mengisi waktu dengan hal-hal produktif bisa membantu mencegah rasa frustasi.
  • Mengisi waktu dengan belajar dan upgrade kemampuan. Kamu bisa mengikuti webinar, kursus online, atau pelatihan singkat untuk menambah ilmu, sekaligus menjaga semangat. Siapa tahu lewat kegiatan-kegiatan ini, kamu juga akan menemukan teman-teman baru yang bisa saling menguatkan atau membuka jalan untuk menemukan kesempatan baru.
  • Jaga pola hidup sehat dengan istirahat yang cukup, makan sehat dan seimbang, serta berolahraga rutin. Selain bisa menjaga kesehatan jasmani, hal-hal ini juga bisa menjaga emosi lebih stabil.

3. Melihat PHK sebagai pengalaman yang memberdayakan

Hal ini memang sulit dilakukan, karena PHK pasti menyakitkan. Meski begitu, bisa jadi pengalaman ini menjadi titik balik yang membuka peluang baru. Alih-alih terbuai rasa sedih dan kehilangan, cobalah untuk mengidentifikasi pelajaran apa yang bisa dipetik dari pengalaman ini, dan apa potensi baru yang bisa kamu eksplorasi. Mungkin saja hobi kamu yang selama ini terabaikan bisa dijadikan sumber penghasilan. 

4. Jika perlu, carilah bantuan profesional dan support system

Tidak semua orang mampu menghadapi dampak psikologis PHK sendirian. Jika kamu merasakan gejala seperti cemas berlebihan, sulit tidur berkepanjangan, bahkan sampai kehilangan motivasi hidup, ada baiknya kamu mencari bantuan profesional. Psikolog atau konselor, misalnya, bisa membantu memberi perspektif objektif dan strategi coping (mengatasi masalah emosional) yang tepat. 

Kamu juga bisa bergabung dalam komunitas, support group, ataupun forum online yang sehat untuk berbagi pengalaman dan dukungan moral. Juga, jangan remehkan kekuatan dukungan emosional dari keluarga dan orang-orang terdekat. Membuka diri kepada mereka bukan tanda kelemahan, melainkan langkah yang perlu kamu ambil untuk bangkit.

About Restituta Arjanti

Biasa dipanggil dengan nama tengahnya, Ajeng. Ia memulai kariernya sebagai Jurnalis. Dengan pengalaman lebih dari sepuluh tahun di Industri Media dan Teknologi, sekarang ia aktif sebagai penulis dan editor profesional serta konsultan di bidang Media, Konten, dan Public Relations.

View all posts by Restituta Arjanti →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *