6 Tipe Atasan yang Perlu Diantisipasi

tipe atasan
Ilustrasi Foto: Pixabay

“Don’t pick a job. Pick a Boss. Your first boss is the biggest factor in your career success.” 

Kamu pasti sudah pernah mendengar ungkapan itu ya, Ladies. Jika dipikir-pikir, ungkapan itu memang ada benarnya. Sebagai orang yang sehari-hari bekerja bersama kita, atasanlah yang bertugas menentukan target, mematok standar kualitas hasil pekerjaan, serta mengevaluasi kinerja kita. Memiliki atasan yang kritis dan berorientasi target akan mendorong kita untuk melakukan hal yang sama. Sementara, atasan yang tidak fokus dan tak punya target yang jelas bisa membuat kita menjadi sosok karyawan yang bingung. Jadi, memang atasan punya peran penting dalam kesuksesan karier kita.

Namun, apa iya semua orang bisa sedemikian beruntung untuk dapat memilih bosnya sendiri? Belum tentu! Kita kan baru benar-benar mengenal bos kita dan mengetahui cara ia bekerja ketika sudah menandatangani kontrak, masuk ke perusahaan, serta bekerja dan berinteraksi langsung dengan dia.

Tipe atasan juga berbeda-beda. Lantas bagaimana jika ternyata atasan baru kita tidak sesuai dengan harapan? Berikut ini enam tipe atasan yang perlu diantisipasi.

1. Atasan yang terlalu friendly

Punya atasan yang baik hati tentu idaman semua orang, tapi atasan yang satu ini punya sikap terlalu baik layaknya seorang sahabat. Dia kerap mengajak kamu hang out di luar kantor dan bergosip, serta memilih untuk dekat dengan karyawan-karyawan favoritnya. Atasan yang terlalu friendly seperti ini berpotensi untuk menciptakan permusuhan di kantor.

Meski misalnya, ia akrab dengan semua karyawan di kantor, jangan sampai kamu terbuai dengan kebaikannya, apalagi sampai melupakan tanggung jawabmu terhadap perusahaan. Jika kamu memiliki bos seperti ini, tetaplah berlaku profesional. Buatlah batasan mengenai hal-hal apa yang boleh dilakukan dan diucapkan, serta jagalah jarak dengan sopan.

2. Micromanager

Tipe atasan yang satu ini selalu membuat kamu merasa seperti diawasi. Dia memberikan pengawasan dan pengarahan yang berlebihan kepada anak buahnya, serta sulit menerima masukan dari orang lain dan cenderung terlalu perfeksionis. Sikapnya bisa membuat karyawan mengalami demotivasi dan stres.

Menghadapi micromanager memang tak mudah. Kamu perlu menjaga komunikasi yang baik dengan dia, serta belajar berpikir dalam sudut pandangnya. Singkat kata, kamu perlu membuktikan profesionalitasmu lewat hasil kerja yang berkualitas untuk mendapatkan kepercayaannya.

3. Atasan tiran yang suka menyalahgunakan kekuasaan

Bos tiran sering mengambil keputusan berdasarkan egonya. Ia senang menunjukkan kekuasaan dan mengintimidasi anak buah atau para junior di bawahnya. Dalam pikirannya, dia melihat karyawan yang berada di bawahnya sebagai kelompok perusuh yang perlu diberi pelajaran. Ia menganggap para karyawan yang berprestasi tapi tidak sesuai dengan pemikirannya, sebagai pemberontak. Mengerikan ya? Tapi umumnya, selalu ada orang-orang seperti ini dalam perusahaan, terutama perusahaan dengan jumlah karyawan yang cukup banyak.

Untuk menghadapi seorang tiran, kamu perlu melibatkan dia dalam pengambilan keputusan dan membiarkan dia mendapat pujian atau credit jika proyek yang kamu kerjakan berhasil. Hal ini jelas tidak menyenangkan, tapi (semoga) cukup efektif. Meski begitu, jangan pernah berharap ia akan berterima kasih kembali kepadamu. Satu lagi yang wajib kamu lakukan untuk menghadapi tiran adalah, belajar mengelola emosi.

4. Atasan yang terlalu berpaku pada prosedur

Atasan yang satu ini bekerja seperti robot, takut mengambil risiko, dan terbiasa bekerja di lingkungan yang birokratis. Dalam benaknya, kamu adalah karyawan dengan nomor induk ke sekian dengan kemampuan yang berada di level ke sekian. Dia membuat keputusan berdasarkan prosedur tanpa melihat tingkat keterdesakan. Sering kali ia hanya menilai sesuatu berdasarkan untung dan rugi. Atasan yang terlalu berpaku pada prosedur ini tak menyadari bahwa sikapnya hanya membuat perusahaan berjalan stagnan dan telat berkembang.

Bagaimana menghadapi atasan seperti ini? Setiap kali kamu membutuhkan approval darinya, pastikan kamu sudah memiliki data pendukung untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Pastikan kamu bisa menunjukkan nilai dari ide atau pekerjaanmu dan pentingnya mereka bagi perkembangan perusahaan.

5. Atasan yang tidak kompeten

Tipe atasan yang satu ini tidak memiliki keterampilan dan kemampuan yang baik di bidang yang ia kerjakan. Yah, bisa jadi ia ditunjuk secara terburu-buru, atau berdasarkan senioritas atau hubungan dekat dengan pemilik perusahaan.

Atasan seperti ini bisa jadi membuat kamu menjadi frustasi. Untuk menghadapinya, kamu bisa mencoba menjalin komunikasi dengan dia dan menyampaikan pengetahuan yang kamu miliki, tanpa membuat dia merasa tersinggung. Berikan informasi yang perlu ia ketahui untuk menjalankan pekerjaannya. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan kepercayaannya.

6. Atasan visioner

Atasan yang satu ini biasanya sangat cerdas, punya banyak ide cemerlang dan inovatif, serta merupakan aset penting bagi perusahaan. Ide-idenya luar biasa. Meski begitu, perlu perencanaan yang matang serta waktu yang tak sebentar untuk mengeksekusi mereka.

Jika atasanmu seorang visioner, wajar kok jika kamu sering kesulitan mengikuti jalan pikiran dan cara kerjanya. Untuk menghadapinya, banyaklah berdiskusi dengannya. Jangan pernah langsung menolak idenya, apalagi dengan alasan masih ada prioritas lain yang harus kamu kerjakan. Ajukan pertanyaan-pertanyaan spesifik yang memaksa ia untuk berpikir rasional serta mempertimbangkan hambatan-hambatan yang mungkin akan dihadapi oleh kamu dan timmu ketika mengeksekusi ide-ide darinya.

 

Jadi, atasan seperti apa yang menjadi bos kamu di kantor? Semoga tips dari Chic Managers dapat membantu kalian ya, Ladies. Good luck! 🙂

About Gabriella Restu

Mantan jurnalis dengan latar belakang pendidikan ilmu eksak. Berbekal pengalaman yang cukup panjang di industri media dan digital, saat ini Gabi aktif sebagai penulis lepas dan ghostwriter.

View all posts by Gabriella Restu →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *