Menjadi seorang karyawan yang mampu mengerjakan berbagai macam hal menjadikanmu sosok yang dapat diandalkan. Tentu hal tersebut menambah kebanggaan tersendiri , mengingat orang-orang di sekitarmu menganggap kamu memiliki potensi untuk menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan. Atasan atau rekan kerjamu mungkin saja merasa kewalahan ketika kamu tidak ada. Namun, perlu kamu ketahui, apakah kamu memang benar orang yang diandalkan atau kamu hanya sedang dimanfaatkan? Yuk, bedakan dua hal tersebut agar kamu tidak terjebak!
- Sering dibebani tugas yang tidak ada dalam job desc kamu
Atasan dan rekan kerja sering kali memberimu berbagai macam pekerjaan yang sebenarnya bukan menjadi tanggung jawabmu dan bisa saja mereka kerjakan sendiri. Mungkin awalnya kamu merasa bangga karena dianggap mampu mengerjakan semuanya. Akan tetapi, hati-hati, bisa jadi kamu sedang dimanfaatkan karena mereka tahu kamu tidak akan menolak pekerjaan yang diberikan. Apa lagi kalau ternyata kamu paling junior di kantor. Sudah pasti kamu menjadi sasaran utama karyawan-karyawan yang tidak profesional.
- Katanya sih teamwork, tapi kamu yang mengerjakan semuanya
Bukan hal yang aneh jika ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan secara berkelompok. Namun, di sini kamu lah yang justru lebih banyak bekerja. Mulai dari melakukan riset, membuat presentasi, semuanya! Ingat, ini kerja tim, lho—bukan tanggung jawab kamu sendiri. Jadi, jangan mau dieksploitasi. Kamu harus tegas dan pastikan anggota timmu bekerja sesuai dengan porsinya.
- Dipaksa lembur, tapi tak dibayar
Sudah kerja setengah mati, tapi tidak mendapat upah yang sesuai? Coba deh kamu cek lagi, apakah beban pekerjaanmu yang menumpuk itu merupakan bagian dari kontrak kerja yang sudah kamu sepakati? Jangan-jangan ini semua sudah melampaui kewajibanmu, tapi kamu tidak menyadarinya.
- Mau cuti susahnya minta ampun
Cuti merupakan hak setiap karyawan. Kamu berhak mengajukan cuti sebagaimana diatur oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan. Kalau perusahaan selalu menolak atau menahan-nahan pengajuan cutimu, bisa jadi mereka tidak memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Dengan kata lain, kamu sedang dieksploitasi untuk terus bekerja, bekerja, dan bekerja. Kamu juga butuh rehat untuk menjernihkan pikiran dari pekerjaan sehari-hari. Untuk itu, perjuangkanlah hakmu!
- Budaya “jilat menjilat”
Pernah gak sih kamu bertemu dengan rekan kerja yang bibirnya manis sekali jika berbicara di depanmu dan kerap memuji, tapi ujung-ujungnya memintamu melakukan pekerjaan untuknya? Hmm, bisa jadi itu salah satu pertanda bahwa dia sedang menjilatmu untuk kepentingan pribadinya, Ladies. Ada baiknya sebelum kamu membantunya, kamu lihat dulu apakah pekerjaan itu memang urgent untuk kamu kerjakan atau bisa kamu lakukan nanti-nanti jika kamu memang sudah ada waktu.
Tidak ada yang salah dari membantu rekan kerja mengerjakan pekerjaannya. Hanya saja, pastikan dulu bahwa pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam job description kamu telah selesai terlebih dahulu. Jangan sampai karena kebaikan hatimu untuk membantu, pekerjaan yang menjadi kewajibanmu malah jadi terbengkalai dan beban kerjamu semakin bertambah.
Tentu saja kita tak boleh menyamaratakan setiap tanda-tanda yang dijumpai di lingkungan kerja. Namun, alangkah baiknya jika kita bisa lebih bijak dan berhati-hati dalam menyikapi keadaan! (wid)