
Ladies, pemutusan hubungan kerja alias PHK bisa dialami oleh siapa saja yang berprofesi sebagai karyawan. Di manapun kamu bekerja, ini adalah salah satu risiko kerja terburuk yang bisa kamu alami. Lantas, bagaimana tips menghadapinya? Bagaimana pula cara mengatasi rasa galau pasca PHK? Baca artikel ini hingga tuntas, ya.
Entah karena perusahaan pailit hingga harus mengurangi jumlah karyawan atau menutup kantor, atau kamu menjadi korban dari politik kantor, atau apapun alasan dari PHK tersebut pasti akan menguras emosi dan membuat perasaan menjadi campur aduk—kaget, heran, marah, sedih, dan kecewa. Jika kamu mengalaminya, penting bagi kamu untuk belajar menghadapinya secara profesional.
Berikut tips mengatasi rasa galau pasca PHK dari Chic Managers:
1. Perbarui CV dan mulai mencari pekerjaan baru
Tetap tenang dan jangan panik. Dalam kondisi ini, kamu perlu memastikan bahwa kamu bisa berpikir dengan jernih. Segera perbarui CV kamu dan lengkapi dengan skill baru yang kamu miliki, atau keahlian yang sudah makin terasah selama kamu bekerja di kantor terakhir.
Cek daftar kontak rekan kerja atau partner yang sekiranya dapat kamu hubungi untuk membantumu mencari pelabuhan baru—mereka yang memiliki hubungan baik denganmu, memiliki network luas, dan yang dapat mereferensikan kamu kepada network yang mereka miliki.
Jangan lupa manfaatkan Linkedin, channel media sosial bagi profesional, untuk mempromosikan diri kamu. Buatlah profil Linkedin yang detail, menarik, dan sesuai dengan keahlianmu agar orang lain (terutama HRD dan recruiter) dapat menemukanmu dengan mudah.
2. Lakukan perhitungan dan buat rencana keuangan darurat
PHK berarti kehilangan sumber pemasukan setiap bulan. Hal yang terlihat sebagai musibah ini mau tak mau membuat posisi keuangan kamu menjadi timpang. Jika kamu mengalaminya, segera lakukan kalkulasi.
Bagaimana kondisi keuangan terakhir kamu? Apa saja kebutuhan yang wajib kamu penuhi setiap bulan? Cicilan apa saja yang kamu miliki? Apa saja pengeluaran yang bisa kamu kurangi atau bahkan hapus dari daftar pengeluaran bulananmu? Berapa pesangon yang kamu peroleh dari perusahaan dan berapa jumlah simpanan yang kamu punya? Kira-kira untuk berapa lama simpanan itu bisa menopang sementara kebutuhan hidup kamu dan keluarga?
Sambil mencari dan menunggu mendapatkan pekerjaan baru, apa pekerjaan sampingan yang bisa kamu lakukan untuk bertahan dan mendapatkan pemasukan? Jika kamu tak ingin menjadi karyawan lagi, kamu bisa menghitung modal dan menyusun model bisnis untuk usaha yang akan kamu rintis. Namun, pastikan pula kamu mengetahu risiko dan tantangan yang akan kamu hadapi saat merintis usaha.
3. Kelilingi diri kamu dengan orang-orang positif
Menerima kenyataan bahwa kamu di-PHK bukanlah hal yang mudah. Tak jarang, orang larut dengan kesedihan dan kekecewaan, hingga akhirnya merasa minder atau rendah diri setelah mengalaminya. Nah, jangan sampai hal ini terjadi pada kamu. PHK bukan akhir dari segalanya kok!
Cobalah untuk selalu berpikir positif dan kelilingi diri kamu dengan orang-orang positif. Kamu tak perlu menceritakan pengalaman PHK-mu kepada setiap orang yang kamu kenal. Pilihlah orang-orang yang kamu percaya akan selalu mendukung kamu di kala susah dan senang—keluarga dan sahabat terdekat. Ini demi kenyamananmu sendiri.
Ingat, tidak semua orang memiliki empati yang tinggi dan dapat turut merasakan kesedihan seseorang. Kamu tentu tak punya waktu untuk menghadapi rasa kepo orang atau komentar-komentar bernada prihatin dari mereka, bukan?
4. Tetap sibukkan diri dan belajar
Tidak berstatus sebagai karyawan lagi, bukan berarti kamu tak punya pekerjaan. Justru saat seperti ini harus kamu manfaatkan untuk melakukan hal-hal yang selama ini hanya menjadi rencanamu. Misalnya, membaca koleksi buku yang belum sempat dibaca, mengambil kursus menjahit, belajar menulis, membuat blog yang keren, atau belajar hal-hal yang selama ini ingin kamu pelajari tapi tak pernah punya cukup waktu.
Intinya, tetap sibukkan diri kamu dan membuat otakmu terus mendapatkan ilmu yang baru! Jangan pula mengurung diri di rumah. Alokasikan waktu untuk bertemu dengan teman dan orang lain untuk berdiskusi. Siapa tahu dari diskusi tersebut, kalian bisa menemukan potensi kerja sama yang bisa dilakukan.
Sambil mencari pekerjaan baru dan menunggu panggilan-panggilan wawancara, kamu juga bisa mencoba mencari penghasilan kecil-kecilan. Coba tengok isi lemari kamu. Kira-kira fashion item apa saja yang kamu punya, masih bagus, tapi jarang atau tak pernah kamu gunakan? Kenapa kamu tak tidak menjualnya saja untuk menopang kebutuhanmu sementara? 🙂
5. Jangan letakkan semua harapan hanya pada satu ‘keranjang’
Setelah melamar ke beberapa perusahaan, kamu mulai mendapat panggilan wawancara. Tentunya harapanmu untuk segera mendapatkan pekerjaan baru melambung tinggi. Berharap boleh, tapi jangan sampai harapan tersebut membuat kamu hanya memfokuskan diri pada kemungkinan yang diberikan oleh satu perusahaan saja.
Sama halnya dengan perusahaan yang mewawancarai banyak kandidat untuk satu posisi pada satu waktu, kamu pun perlu membuka diri terhadap kemungkinan kerja di beberapa perusahaan sekaligus—tentunya untuk posisi yang sesuai dengan latar belakang dan keahlianmu.
Banyak mengikuti wawancara bisa melatih kemampuanmu menghadapi pertanyaan-pertanyaan daru recruiter ataupun HRD. Dari situ pula, kamu bisa menilai mana recruiter atau HRD yang benar-benar baik dan profesional (yang tentunya juga mencerminkan budaya perusahaan yang kamu tuju), dan mana yang tidak.
6. Ingat, semua hal terjadi karena satu alasan
Mencari pekerjaan baru pasca PHK tak selalu mudah. Beberapa orang memang beruntung bisa segera mendapatkan pekerjaan baru yang sesuai dengan yang diharapkan. Namun, banyak pula yang harus bersabar menunggu hingga berbulan-bulan untuk mendapatkannya. Mereka mungkin sering mendapatkan panggilan wawancara, tapi tak kunjung mendapatkan tawaran kerja.
Itulah yang akhirnya membuat banyak orang yang mengalami PHK menjadi down atau tidak percaya diri. Padahal, alasan perusahaan tidak merekrut mereka belum karena keahlian kamu kurang di mata mereka. Bisa jadi justru sebaliknya. Kamu dianggap overqualified.
Ladies, apapun yang terjadi, jangan pangkas pengalaman dan keahlianmu dari CV hanya demi mendapatkan pekerjaan. Yakinlah pada dirimu sendiri, dan kemampuan yang kamu miliki! Keahlianmu saat ini adalah buah dari pengalaman kerja dan proses belajar yang kamu jalani bertahun-tahun.
Everything happens for a reason. Meski jalan yang kita hadapi tak selalu mulus, tapi selalu ada hal positif yang bisa dipetik. Tak jarang, orang justru mampu melakukan lompatan yang lebih besar dalam hidupnya setelah mengalami PHK. Steve Jobs, Oprah Winfrey, Walt Disney, dan J.K Rowling contohnya. Mereka semua pernah mengalami pahitnya di-PHK. Alih-alih terpuruk, mereka justru bisa menggali potensi terbesar merekan dan menemukan karier yang bisa membuat mereka sukses.
Nah Ladies, jika kamu atau temanmu ada sedang mengalami kagalauan pasca PHK, jangan habiskan waktu untuk menyesalinya. Semoga tips menghadapi PHK ini bermanfaat dan bisa membantu ya! 🙂
Alih-alih terpuruk, mereka justru bisa menggali potensi terbesar merekan dan menemukan karier yang bisa membuat mereka sukses.