4 Alasan Mengapa Kita Perlu (Belajar) Menjadi Pendengar yang Baik

menjadi pendengar yang baik
Ilustrasi Foto: Pixabay

Ladies, di antara kita pasti pernah bertemu dengan orang yang hobi berbicara. Bisa jadi mereka adalah kenalan, teman, keluarga, rekan kerja, atau atasan kita sendiri. Saking senangnya bicara, di setiap kesempatan—misalnya dalam kegiatan sosial, acara reuni, ataupun meeting—mereka lupa memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara dan berbagi pendapat. Ya, bagi banyak orang, menjadi pendengar yang baik memang bukan hal yang mudah.

Ketika kita sedang santai dan punya banyak waktu, bertemu dengan orang seperti itu mungkin menyenangkan dan bisa menghibur. Namun, ada kalanya ketika sedang sibuk atau mood sedang kurang baik, kita lantas merasa kesal dan ingin segera “kabur” dari orang tersebut.

Sebagai makhluk sosial, manusia butuh untuk berkomunikasi. Kita jelas perlu berbicara, menyampaikan pendapat, serta didengarkan. Namun jangan lupa, kita pun perlu mendengarkan dan mengisi kebutuhan orang lain untuk bicara dan didengarkan.

Asal kamu tahu, banyak mendengarkan bisa memberikan keuntungan untuk kita. Berikut empat alasan mengapa kita perlu belajar untuk menjadi pendengar yang baik:

1. Mengasah kemampuan berpikir kritis

Komunikasi dan diskusi yang sehat adalah ketika setiap pihak sama-sama memiliki kesempatan untuk mendengar dan mengungkapkan pendapat. Dalam diskusi, ketika kita banyak mendengar, kita pun akan banyak menyerap informasi.

Jika teman diskusi kita adalah sosok yang cerdas dan suka berbagi ilmu, tentu ini menjadi keuntungan buat kita. Dari dia, kita bisa belajar dan mendapatkan wawasan baru. Mendengarkan dengan aktif terlebih dulu sebelum bicara, akan melatih kita untuk berpikir kritis, membuat pertanyaan, serta menggali informasi lebih dalam. Dengan begitu, percakapan bisa berjalan dengan baik dan “nyambung”.

2. Melatih kesabaran dan mengasah kepekaan emosi

Ladies, kita tidak selalu beruntung bisa bertemu dengan orang yang bisa diajak berdiskusi. Bisa jadi kita bertemu dengan lawan bicara yang hobi bluffing atau mengumbar kehebatannya, atau suka mengeluh. Meski begitu, sebagai orang yang selalu berpikiran positif, masih ada nilai plus yang bisa kita ambil dari pertemuan itu. Kita bisa belajar untuk mengasah kepekaan emosi dan melatih kesabaran.

Mungkin ini tak mudah, tapi kembali ke poin pertama, kita bisa mencoba berpikir kritis. Apa sebenarnya yang bisa menyebabkan orang tersebut hobi bluffing atau suka mengeluh? Ketika kita berusaha memahami sebabnya, toleransi kita terhadap mereka akan semakin besar.

Oh, mungkin semasa kecil dulu dia pernah diremehkan oleh orang lain! Atau, oh, sepertinya dia sering menghadapi masa sulit. Dengan berusaha memahami sebabnya, kita juga berusaha menumbuhkan simpati dan mengasah kepekaan emosi kita.

Meski begitu Ladies, perlu kita pahami pula bahwa kita perlu memilih teman yang bisa membantu kita berkembang jadi lebih baik. Sabar dan bersimpati boleh, tapi kamu tak perlu mengakrabkan diri dengan orang-orang seperti ini kok! 😀

3. Belajar menjadi lebih bijaksana

Dengan belajar menjadi pendengar yang baik, otomatis kita juga belajar untuk menahan diri untuk tidak menghakimi orang lain sekaligus belajar untuk tidak egois. Ketika kita bisa berpikir kritis, lebih sabar dan peka secara emosi, serta mampu menahan diri, itu berarti kita sudah menjadi pribadi yang lebih bijaksana.

4. Membantu dalam mengambil keputusan

Ladies, banyak mendengar juga bisa membantu kita dalam mengambil keputusan lho! Ini adalah salah satu kelebihan kita sebagai perempuan. Kebanyakan dari kita tidak malu meminta pendapat dari rekan kerja, atasan, atau orang yang kita nilai lebih pintar dari kita, ketika kita menghadapi satu masalah yang belum kita pahami.

Terkadang kita, perempuan, membutuhkan waktu lebih lama dalam mengambil keputusan karena merasa perlu untuk mendengarkan pendapat orang lain terlebih dahulu. Jika kita berada pada posisi pengambil keputusan—misalnya sebagai manajer atau team leader—tentu pada akhirnya kitalah yang akan menentukan apa yang menjadi keputusan final. Namun, dengan mendengarkan pendapat dari orang lain, kita bisa melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang, termasuk bagaimana keputusan kita berpengaruh bagi banyak pihak dan dalam berbagai aspek.

 

So Ladies, mari kita belajar untuk mendengarkan sebelum berbicara dan lebih banyak mendengar ketimbang berbicara, karena ternyata mendengarkan juga merupakan salah satu keahlian yang dituntut dari seorang pemimpin.

Inspirasi untuk kamu hari ini:

“Speak in such a way that others love to listen to you. Listen in such a way that others love to speak to you.” ― Anonymous

 

About Restituta Arjanti

Biasa dipanggil dengan nama tengahnya, Ajeng. Ia memulai kariernya sebagai Jurnalis. Dengan pengalaman lebih dari sepuluh tahun di Industri Media dan Teknologi, sekarang ia aktif sebagai penulis dan editor profesional serta konsultan di bidang Media, Konten, dan Public Relations.

View all posts by Restituta Arjanti →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *