Politik Kantor: Hindari atau Ikuti?

Ilustrasi Foto: Pixabay

Di manapun kita bekerja tidak akan lepas dari politik kantor. Sebagian dari kita mungkin menghindari atau bahkan membencinya, tapi ada pula yang sangat menikmati dan menjadikan politik kantor sebagai cara untuk mendapatkan promosi.

Bagi yang membenci, politik kantor dianggap sebagai hal yang menyebalkan, kotor, dan manipulatif sehingga membuat orang terdesak, kesal, marah, bahkan frustasi. Selain itu, mereka juga menganggap politik kantor sebagai hal yang kontra-produktif, menghabiskan waktu, dan menyesatkan informasi.

Yuk kita sama-sama mengupas soal ini dan bagaimana sebaiknya kita bersikap terhadap politik kantor! Nah Ladies, berikut ini beberapa hal yang perlu kamu perhatikan agar tidak tersesat dalam politik kantor:

1. Pahami budaya kantor yang berlaku

Perhatikan aturan-aturan yang berlaku di kantor, baik formal maupun informal. Selain aturan kantor yang disosialisasikan oleh HRD, tentunya ada juga aturan-aturan tidak tertulis. Misalnya, jangan pakai gelas milik Pak A, jangan pernah tanya kenapa Ibu B selalu pakai baju warna hitam, dan lain sebagainya.

Kamu juga perlu mengetahui, apakah acuan untuk promosi di kantormu adalah berdasakan senioritas atau murni berdasarkan prestasi? Hal ini akan membantu kamu dalam membuat perencanaan karier. Jangan sampai kamu kecewa karena merasa sudah bekerja maksimal dan berprestasi, tapi orang lain yang ternyata mendapatkan promosi.

Ketahui pula bagaimana tata cara berkomunikasi dengan atasan, serta dengan kolega dan bawahan. Ada kantor yang masih menggunakan sapaan sesuai dengan usia, ada pula yang cukup dengan memanggil sapaan “Mbak” atau “Mas” tanpa peduli dengan usia dan jabatan seseorang. Bahkan, ada pula yang membebaskan karyawan untuk memanggil nama langsung tanpa embel-embel apapun. Memahami ini akan membantu penerimaan kamu di lingkungan kerja.

Hal lain yang tak kalah penting adalah mengetahui aturan berpakaian di kantor, untuk menghindari salah kostum. Tentunya akan tidak nyaman kalau kita salah kostum, kan? Satu lagi yang penting untuk kamu ketahui, adakah kegiatan bersama yang penting untuk dihadiri oleh karyawan di kantormu? Misalnya kegiatan team lunch, arisan kantor, pot luck, atau nobar.

2. Jalin pertemanan

Kita semua tahu tentang “the power of networking“. Oleh karena itu, perluaslah lingkar pertemanan kamu di kantor. Walaupun setiap orang memiliki beban kerja masing-masing, namun jadilah team player saat dibutuhkan. Bekerja sama dalam tim akan memberi kita pengalaman baru. Kita pun bisa belajar dan menggali ilmu baru dari anggota tim lainnya.

Dengan menularkan semangat kerja sama, niscaya kita bisa mengurangi energi negatif di lingkungan kerja. Jangan lupa, keberhasilan tim adalah keberhasilan bersama, maka layak untuk dirayakan bersama.

3. Aktif dalam komunikasi dan mendokumentasikan pekerjaan

Back stabber dan pencuri ide bisa muncul kapan saja. Pastikan progress pekerjaan kamu selalu terdokumentasi dengan baik. Selalu simpan segala bentuk komunikasi terkait pekerjaan, baik yang dilakukan melalui e-mail ataupun pesan teks.

Usahakan selalu melakukan komunikasi tertulis sebagai pendukung komunikasi lisan yang berhubungan dengan pekerjaan. Simpan pula notulen rapat, tanda terima, serta dokumen cetak lainya yang terkait dengan proyek-proyek yang kamu kerjakan.

Mendokumentasikan pekerjaan tidak semata-mata bertujuan untuk mencegah ide kamu dicuri orang lain, tapi utamanya adalah untuk membantumu melacak progress pekerjaan dan menyimpan bukti serta laporan atas proyek yang pernah atau sedang kamu garap.

 

Dengan memperhatikan ketiga hal di atas, kamu telah memulai langkah positif untuk memposisikan diri agar dapat diterima dan diakui hasil kerjanya oleh rekan kerja, serta berkontribusi untuk meminimalkan energi negatif di tempat kerja.

Selalu ingat, jangan mudah terpancing gosip atau bahkan menjadi penyebar gosip. Meski kamu mengetahui banyak informasi dan berita terkini seputar lingkungan kerja kamu, namun akan sangat baik bila kamu mampu menyortir mana informasi yang bermanfaat dan mana yang ‘sampah’.

About Syarifah Amelia

Memiliki latar belakang pendidikan Ilmu Komunikasi, Melly lebih banyak memanfaatkan kemampuan jurnalistiknya untuk menulis materi-materi Public Relations dan melakukan riset. Untuk menyeimbangkan hidup sebagai akademisi dan entrepreneur, Melly juga menjalani berbagai aktivitas menjadi konsultan dan relawan di proyek-proyek pemberdayaan dan pengembangan kapasitas.

View all posts by Syarifah Amelia →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *