Jangan Salahkan Beban Kerja! Ini 4 Hal yang Bikin Pekerjaan Kamu Tak Pernah Selesai

beban kerja
Ilustrasi Foto: Pixabay

Beban kerja yang tinggi atau deadline yang mepet sering jadi alasan seseorang untuk lembur. Delapan jam di kantor rasanya tak pernah cukup untuk menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk. Alhasil, pulang tenggo atau jalan-jalan ke mal sepulang kantor pun jadi momen yang langka. Kalau mental kamu tidak sanggup melaluinya, pasti rasanya kamu ingin buru-buru resign saja.

Nah, sebelum kamu menyalahkan perusahaan atau atasan yang “kejam” dalam memberikan tugas, sebaiknya simak dulu nih, empat hal yang bisa menyebabkan pekerjaan kamu tak pernah selesai.

1. Banyak distraksi

Coba perhatikan, berapa kali kamu mengecek smartphone saat berada di kantor? Mungkin tadinya kamu cuma mau membalas pesan yang penting-penting saja, tapi tanpa disadari kamu malah keterusan browsing media sosial hingga kepoin akun mantan.

Mencari hiburan di sela-sela pekerjaan itu memang perlu, supaya kamu tidak suntuk dan fungsi otak bisa kembali maksimal. Akan tetapi, kebanyakan distraksi akan membuat waktumu terbuang sia-sia. Kalau kamu terlalu sering buka medsos, bahkan streaming film, jelas saja kenapa saat jam pulang kantor tiba pekerjaanmu belum juga selesai.

2. Terlalu perfeksionis

Tentu ada rasa bangga yang menghinggapi ketika kamu berhasil mencapai hasil kerja yang sempurna. Atasan bahagia, kamu pun demikian. Hanya saja, ketika standar yang kamu pasang untuk diri sendiri terlalu tinggi, maka kamu akan sulit merasa puas. Bahkan, kesalahan sedikit saja sudah bikin kamu kalang kabut.

Sifat perseksionis yang berlebihan membuat pekerjaan selesai lebih lama. Biarpun di mata orang lain hasil kerjamu sudah baik, namun kamu akan terus mengoreksinya sampai benar-benar memuaskan. Padahal, harusnya kamu sudah bisa mengerjakan tugas-tugas lain lho.

3. Sulit berkata “tidak”

Sebuah tim yang solid tidak hanya terdiri dari individu-individu yang cakap di bidangnya, tapi juga memiliki sikap tenggang rasa satu sama lain—seperti mem-backup tugas rekan yang sedang cuti atau membantu pekerjaan anggota tim lain. Meski begitu, bukan berarti kamu harus menyetujui setiap permintaan mereka dan meninggalkan tanggung jawab utamamu, Ladies.

Kontribusi kamu sebagai team player tidak semata-mata diukur dari bantuan tenaga yang kamu berikan secara langsung. Kalau memang kamu sendiri sedang dikejar deadline, paling tidak kamu bisa bantu memikirkan solusi lain untuk menyelesaikan pekerjaan rekan kerjamu.

4. Menjalankan multitasking

Multitasking merupakan metode kerja yang cukup tricky bagi sejumlah orang. Kamu mungkin bermaksud untuk bekerja seefisien mungkin dengan mengerjakan beberapa hal sekaligus. Tapi, kalau hasilnya berantakan, berarti metode ini memang kurang efektif buat kamu.

Bekerja cepat tapi tidak cerdas justru membuat prosesnya dua kali lipat lebih lama. Nah, apabila menjalankan multitasking ternyata menurunkan kinerja kamu sehingga pekerjaan seakan tidak pernah selesai, maka jangan dipaksakan!

 

Kebiasaan dan cara kerjamu mungkin masih bisa diubah. Tapiii, kalau sumber masalahnya berasal dari tempat kerja—misalnya, karena iklim yang tidak kondusif dan penuh konflik, atau karena atasan yang senang memberi tugas dengan target yang tidak masuk akal, maka kamu bisa memilih, apakah mau bertahan dengan kondisi seperti itu atau mencari tempat kerja baru yang lebih menunjang produktivitas kerjamu.

Jangan sampai salah ambil keputusan ya, Ladies!

About Widya Sulistiani

Widi memiliki rasa ingin tahu dan antusiasme yang besar terhadap dunia startup digital. Selain aktif berkontribusi di Chicmanagers.com, Widi juga berkarya sebagai Content Strategist di sebuah startup di Indonesia. Hal ini sesuai dengan passion-nya di bidang Content Marketing, Creative Writing, dan Social Media.

View all posts by Widya Sulistiani →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *