Memelihara Persahabatan, Mengapa Penting?

persahabatan
Ilustrasi Foto: Pixabay

Ladies, terkadang kita lupa betapa pentingnya memelihara persahabatan. Bisa jadi kita terlalu sibuk dengan pekerjaan; atau kamu boleh mengakui ini atau tidak, tapi banyak dari kita sering melupakan teman baik atau sahabat ketika kita sudah memiliki pasangan—entah hubungannya baru di level pedekate, pacaran, atau sudah berkeluarga. Awalnya, kamu mungkin sibuk beradaptasi dengan hubungan yang baru kamu jalani. Tapi, ada pula yang tampak seperti sengaja menjauhi teman-teman dan menghilang dari radar. Entah apa alasannya.

Mungkin tak pernah terpikir olehmu, bahwa sikapmu itu bisa menyakiti teman baik dan sahabat yang sudah lama menemani kamu. Kamu membatalkan janji hangout dengan mereka karena mendadak pacar meminta kamu menemani dia menjemput ibunya di bandara. Kamu menolak ajakan sahabat untuk kumpul saat akhir pekan dengan alasan tak enak dengan suami. Atau kamu malah lama tak membalas pesan Whatsapp dari sahabatmu, dan beberapa hari kemudian baru membalas dengan alasan sedang ribet mengurus anak.

Percayalah Ladies, sahabat sejati pasti memaklumi kesibukanmu. Sekali, dua kali, bahkan belasan kali kamu membatalkan atau menolak ajakan untuk bertemu, mereka pasti masih menerima. Namun ketika kamu terus melakukannya, pada akhirnya wajar jika mereka berpikir—apakah mereka masih ada dalam daftar prioritas pertemananmu?

Kamu mungkin lupa bahwa teman adalah orang terdekat setelah keluarga, yang setia menemanimu dalam keadaan apapun. Nah, sebelum sahabatmu kecewa dan benar-benar pergi meninggalkanmu, kamu perlu belajar menyeimbangkan kehidupan asmara atau rumah tangga, pekerjaan, dan persahabatan; karena persahabatan tak hanya baik untuk kehidupan personal, tapi juga kehidupan profesional kamu.

Berikut beberapa alasan mengapa kamu perlu memelihara persahabatan:

1. Dukungan emosional buat kamu

Kamu pasti setuju dengan kalimat ini, Ladies. Teman baik bisa melihat kesedihan di matamu, sementara orang lain percaya kamu bahagia karena melihat senyum di bibirmu. Sahabat adalah orang yang mengenal kamu dengan baik, dan menerimamu apa adanya. Di depan mereka, kamu bebas bicara dan bersikap tanpa perlu jaim (menjaga image).

Ketika kamu melakukan kesalahan, mereka akan bicara jujur tanpa membuat kamu merasa dihakimi. Ketika kamu sedang sedih dan dilanda masalah, mereka akan menghiburmu dan membantu mencarikan solusi untuk meringankan bebanmu. Mereka adalah dukungan emosional dan energi positif untukmu.

2. Network yang membantu kamu mencapai tujuan

Ada yang bilang persahabatan itu adalah sebuah investasi. Nilainya akan terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Ketika kamu sudah memiliki kehidupan profesional dan serius meniti karier, kamu pasti akan merasakan betapa benarnya ungkapan tersebut.

Kamu pasti sudah pernah atau sering mendengar pengalaman orang membangun bisnisnya bersama sahabat mereka. Contohnya artis Luna Maya dan Ayu Dewi yang membangun bisnis busana hamil yang fashionable; atau Rio Dewanto dan Chicco Jerikho yang membuka bisnis coffee shop “Filosofi Kopi”. Nah, siapa tahu kamu dan sahabat memiliki hobi yang sama, yang bisa dikembangkan menjadi sebuah bisnis. Menarik, bukan?

Seandainya kamu tak tertarik untuk membuka usaha sendiri dan memilih untuk menjadi karyawan pun tak masalah. Kamu dan sahabatmu mungkin saja berbeda profesi dan bekerja di perusahaan yang berbeda, tapi bukan berarti kalian tak bisa bekerja sama.

Di era digital di mana industri kreatif juga semakin bertumbuh pesat, networking menjadi suatu kewajiban. Sahabat adalah satu network terdekat yang bisa membantumu untuk berbagi peluang dan pengetahuan dari sudut pandang yang berbeda. Sahabat juga bisa menjadi orang pertama yang mereferensikan kamu atau usaha kamu kepada relasi bisnisnya.

3. Bersaing sehat dan saling memotivasi

Sebagai manusia, wajar jika kita cenderung membandingkan diri kita dengan orang lain. Sebagai profesional, umumnya kita membandingkan pencapaian kita dengan orang lain. Nah, ini pun bisa terjadi antara kamu dengan sahabat.

Dengan siapa kamu berteman, akan menentukan kualitas hidup kamu. Membandingkan pencapaian dengan sahabat otomatis membuatmu ingin bersaing dengannya—tidak untuk menjadi lebih sukses dari dia, tapi menjadi sama sukses seperti dia. Jadi, kamu bisa kok bersaing sehat dengan sahabat dan saling memotivasi.

Persahabatan yang sehat

Memiliki sahabat adalah suatu anugerah. Jika selama ini sahabatmu tak pernah melarangmu untuk berteman dengan orang lain, atau memprotes hubunganmu dengan pasangan; maka itu adalah satu ciri sebuah persahabatan yang sehat. Seorang sahabat sejati pasti paham bahwa sahabat tak harus selalu bersama setiap waktu. Mereka juga tahu perlu ada batasan dan saling menghargai di antara kalian.

Seandainya kamu merasa sebagai pihak yang “ditinggalkan”, kamu tak perlu kecewa. Ingatlah bahwa hubungan persahabatan yang sehat dan erat pun biasanya harus melewati ujian. Jika dia memang sahabat sejatimu, dia pasti akan kembali serta berusaha menjaga komunikasi dan hubungan baik dengan kamu.

About Restituta Arjanti

Biasa dipanggil dengan nama tengahnya, Ajeng. Ia memulai kariernya sebagai Jurnalis. Dengan pengalaman lebih dari sepuluh tahun di Industri Media dan Teknologi, sekarang ia aktif sebagai penulis dan editor profesional serta konsultan di bidang Media, Konten, dan Public Relations.

View all posts by Restituta Arjanti →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *