3 Hal yang Bisa Terjadi Jika Terlalu Memelihara Gengsi dalam Berkarier

Ilustrasi Foto: Pixabay

Kesuksesan seseorang ditentukan oleh banyak faktor. Hard skill dan soft skill tentu tak perlu ditanya; peran keduanya sama-sama penting kalau kamu ingin berhasil dalam karier. Namun, ada hal lain yang turut menentukan keberhasilan kamu, yaitu seberapa besar kamu memelihara gengsi dalam berkarier.

Gengsi dapat memotivasi kamu untuk bekerja di perusahaan ternama, atau untuk mendapat gaji yang tinggi sesuai dengan kualifikasi kamu. Akan tetapi, gengsi yang terlalu tinggi tanpa diiringi dengan cara berpikir yang logis juga bisa merugikan kamu, Ladies.

Nah, ini akibatnya jika kamu terlalu memelihara gengsi dalam berkarier:

1. Sulit mendapat pekerjaan

Pengalaman kamu baru seumur jagung, tapi ngotot mau cari kerja dengan gaji dan jabatan level senior? Meskipun itu bukan hal yang mustahil, tapi coba pikirkan lagi, Ladies. Apakah ekspektasi kamu sudah sesuai dengan kontribusi yang dapat kamu berikan untuk perusahaan?

Prestasi yang membanggakan di perusahaan sebelumnya mungkin membuat kamu tak mau dianggap anak baru di dunia kerja. Namun, apakah pengalaman di perusahaan lama sudah cukup untuk menunjang performa kamu nantinya?

Pede dengan kemampuan diri itu memang penting. Percuma kalau skill mumpuni, tapi self-worth-nya rendah alias tidak bisa menghargai apa yang kamu miliki. Akan tetapi, kalau hanya mengedepankan gengsi dan menghiraukan faktor keberhasilan lainnya, yang ada kamu jadi kesulitan mendapat pekerjaan.

2. Kurang merasa bahagia

Tidak sedikit mahasiswa yang punya pengalaman salah pilih jurusan akibat gengsi. Program studi apapun mereka ambil asalkan masuk perguruan tinggi favorit. Alhasil, empat tahun kuliah pun mereka lalui dengan setengah hati. Ironisnya, hal seperti ini masih kerap terjadi di kalangan profesional.

Bekerja di perusahaan ternama yang bergengsi bikin kamu dielu-elukan oleh keluarga dan para sahabat. Tapi, bagaimana kalau kamu jadi asal mengambil posisi yang ditawarkan di sebuah perusahaan, padahal bidangnya bertentangan dengan minat kamu?

Ujian psikotes di awal seleksi masuk mungkin masih bisa kamu akali sampai diterima bekerja. Tapi percaya deh, kamu tidak akan bisa membohongi isi hati kamu yang sebenarnya kurang bahagia menjalani karier yang tak diminati.

3. Dijauhi di lingkungan kerja

Rasa bangga akan pencapaian karier ada kalanya membuat gengsi seseorang semakin tinggi. Hal ini bisa ditandai dengan sikap dan perilaku yang kurang menyenangkan, seperti enggan meminta dan menerima bantuan rekan kerja meski sedang kesulitan, atau selalu merasa paling benar sehingga tak mau mengakui kesalahan.

Alih-alih disegani, image yang dibentuk oleh sikap tadi justru membuat kamu tidak disenangi—bahkan dijauhi—di lingkungan kerja. Setinggi apapun jabatan dan ilmu kamu, jika tidak bisa menyingkirkan rasa gengsi, maka kamu akan sering menjadi sumber masalah yang merusak kerja sama tim.

Selama dalam taraf wajar, sebenarnya gengsi bisa menjadi dorongan yang kuat bagi kamu untuk meraih pencapaian dalam karier. Misalnya, memotivasi kamu untuk membuktikan bahwa perempuan juga bisa menduduki jabatan strategis di perusahaan. Atau, membuat kamu tegas menolak ketika ada perusahaan yang tidak menghargai kualifikasi kamu dengan layak.

Dengan kata lain, kamulah yang menentukan apakah ingin membiarkan gengsi tersebut menghambat karier kamu, atau justru mengembangkannya!

About Widya Sulistiani

Widi memiliki rasa ingin tahu dan antusiasme yang besar terhadap dunia startup digital. Selain aktif berkontribusi di Chicmanagers.com, Widi juga berkarya sebagai Content Strategist di sebuah startup di Indonesia. Hal ini sesuai dengan passion-nya di bidang Content Marketing, Creative Writing, dan Social Media.

View all posts by Widya Sulistiani →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *