Grit, Faktor di Luar Bakat yang Paling Menentukan Kesuksesan Seseorang

grit
Ilustrasi Foto: Pixabay

Ladies, kamu boleh mengakuinya atau tidak, tapi reuni sekolah selain menjadi ajang silaturahim juga sering dijadikan ajang membanding-bandingkan prestasi dan pencapaian kita dengan teman-teman semasa sekolah dulu.

Kamu kerja di mana? Kantornya di daerah mana? Sudah berkeluarga? Anakmu sudah berapa? Pertanyaan-pertanyaan serupa dengan yang diajukan ketika kita berkumpul dengan keluarga besar di hari raya, bisa juga kita dengar atau ucapkan ketika reuni. Bukan itu saja. Kamu pun belum tentu menyadari jika  ada juga yang memperhatikan penampilanmu dari atas ke bawah sambil menebak seberapa sukses kamu dalam berkarier. Bisa jadi, malah kamu yang melakukan itu.

Ada si cerdas yang sejak dulu bersinar semakin sukses dengan kariernya. Namun, bisa juga kamu heran. Kenapa teman yang dulu kurang pandai dalam pelajaran, bisa sukses menjadi pengusaha atau menduduki posisi puncak di perusahaan. Sementara, ada si jenius yang dulu selalu mendapatkan nilai bagus justru terlihat harus berjuang keras dalam meniti karier. Kok bisa begitu, ya?

Itu karena “grit”

Dalam bukunya yang berjudul Grit: The Power of Passion and Perseverance, Angela Duckworth memaparkan jawabannya. Menurut Duckworth yang juga seorang psikolog itu, rahasia kesuksesan seseorang itu bukanlah bakat, bukan pula IQ yang tinggi, melainkan “grit”. Grit adalah gabungan dari semangat dan kegigihan untuk berjuang.

Singkatnya, grit adalah kemampuan seseorang untuk bertahan ketika menghadapi masa sulit. Grit biasanya dimiliki oleh para pekerja keras yang pantang menyerah sekalipun ia menghadapi beragam kesulitan dan rintangan. Orang-orang dengan grit ini bukan berarti tidak pernah gagal dan frustasi dalam hidupnya. Mereka pernah jatuh dan gagal, tapi mampu bangkit dan mau berjuang untuk berhasil. Semangat pantang menyerah membantu mereka untuk bertahan.

Jadi, bukan bakat atau IQ yang punya peran terbesar dalam kesuksesan seseorang, melainkan seberapa banyak usaha dan kegigihannya dalam berjuang untuk meraih sesuatu. Yang menarik dalam buku tersebut, Duckworth menggambarkan konsep kesuksesan dalam dua rumus. Pertama, bakat (talent) yang diasah dengan usaha (effort) akan menghasilkan keterampilan (skill). Kedua, keterampilan (skill) yang dikembangkan dengan usaha (effort) akan menghasilkan prestasi (achievement).

Dari rumus itu, ia menunjukkan bahwa bakat tanpa usaha hanya akan sia-sia. Seberapa besar usaha seseorang untuk mengasah bakat dan meningkatkan keterampilannya—itulah yang akan menentukan keberhasilannya.

Jadi, tak masalah kalau kita bukan orang paling pintar di sekolah ataupun kantor, karena yang akan menentukan kesuksesan kita adalah usaha yang kita lakukan untuk meraih tujuan, serta kegigihan kita untuk terus berkembang. Mengutip kata Duckworth di bukunya, bakat adalah potensi yang kita miliki, sedangkan kesuksesan adalah hasil dari usaha-usaha yang kita lakukan untuk mengembangkan bakat tersebut.

 

Nah Ladies, sekarang coba tanyakan pada diri kamu sendiri. Apakah kamu memiliki grit? Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa membantu kamu menumbuhkan dan mengembangkan grit dalam dirimu ya! 🙂

About Gabriella Restu

Mantan jurnalis dengan latar belakang pendidikan ilmu eksak. Berbekal pengalaman yang cukup panjang di industri media dan digital, saat ini Gabi aktif sebagai penulis lepas dan ghostwriter.

View all posts by Gabriella Restu →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *