Ladies, masih ingatkah kalian dengan jargon “Revolusi Mental” yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo sejak masa kampanye Pemilu Presiden 2014 silam? Program revolusi mental mengajak masyarakat Indonesia mengenal karakter orisinal bangsa kita, yakni karakter yang ramah, santun, berbudi pekerti, dan bergotong royong. Karakter-karakter tersebut diharapkan menjadi modal yang kelak membuat rakyat menjadi sejahtera. Itulah yang membuat pendidikan karakter sangat penting.
Revolusi mental bukanlah hal yang mudah, bahkan terbilang berat. Karena itulah dunia pendidikan diharapkan bisa menjadi motor penggerak untuk memfasilitasi perkembangan karakter, sehingga masyarakat memiliki kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Tak dapat dimungkiri, negara kita membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu dalam jumlah yang memadai untuk mendukung pembangunan. Untuk memenuhi kebutuhan akan SDM tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting—bukan hanya pendidikan akademis, tapi juga pendidikan karakter.
Membangun karakter positif
Pada hakikatnya, pendidikan punya dua tujuan, yaitu membantu manusia untuk menjadi pintar (smart) dan membantu mereka menjadi manusia yang baik (good).
Mendidik manusia menjadi sosok yang pintar lebih mudah ketimbang menjadikan manusia sebagai sosok yang baik. Karena itu, institusi pendidikan semakin dituntut untuk berperan dan bertanggung jawab menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang baik dan membangun karakter positif dalam diri para siswa. Nilai-nilai tersebut, antara lain rasa hormat, tanggung jawab, serta sikap jujur, peduli, dan adil.
Bukan hanya mengajarkan secara teori, institusi pendidikan juga diharapkan mampu membantu siswa untuk memahami, memperhatikan, dan mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka.
Membentuk pemimpin masa depan
Di zaman modern ini, pendidikan tak lagi sekadar untuk mengembangkan skill semata, tapi juga untuk membentuk watak dan peradaban bangsa. Karena itu, pendidikan karakter tidak bisa diabaikan dan menjadi tugas banyak pihak, mulai dari keluarga, dunia pendidikan, hingga pemerintah.
Pendidikan yang bersifat berpusat pada siswa (student center) bisa menjadi sebuah solusi untuk mendorong siswa berpikir kritis dan analitis, serta kreatif. Dengan adanya pendidikan karakter, kita tentu berharap di masa depan akan lahir generasi penerus bangsa yang makin baik—para calon pemimpin yang jujur, bertanggung jawab, antikorupsi, dan mengedepankan rakyat.
Jadi, bisa kita lihat bahwa kemajuan dan masa depan sebuah negara bergantung pada kualitas sumber daya manusianya, dan kualitas SDM bergantung pada kualitas pendidikan.