Kamu Team Player atau Self-starter? Kenali Dirimu dengan Cara Ini

team player atau self-starter
Ilustrasi Foto: Pixabay

Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh recruiter dalam wawancara kerja adalah pertanyaan terkait personality calon karyawan. “Kamu adalah team player atau self-starter?” Kedua istilah ini umum menjadi acuan para recruiter untuk menilai kandidat yang akan dipilih apakah profilnya cocok dengan posisi yang akan diisi, atau tidak.

Suatu posisi atau pekerjaan memang tidak selalu mutlak harus ditangani oleh orang dengan karakter team player atau self-starter saja, kendati memang ada posisi-posisi tertentu yang sangat membutuhkan independensi, alias hanya bisa dikerjakan oleh seorang self-starter. Namun perlu diingat, seorang self-starter pun terkadang harus bisa beradaptasi menjadi seorang team player.

Nah, kembali ke pertanyaan tadi. Kamu adalah team player atau self-starter? Berikut cara yang bisa kamu lakukan untuk mengetahuinya:

1. Kenali karakteristik pekerjaan

Untuk membantu mengenal lebih jauh bagaimana karaktermu dalam bekerja, kamu dapat mulai dengan lebih dulu melihat karakteristik pekerjaannya. Pekerjaan-pekerjaan yang fokus pada problem solving membutuhkan inovasi dan kreativitas,  seperti pengembangan produk dan pekerjaan yang membutuhkan komitmen waktu yang tinggi. Ini adalah jenis pekerjaan yang cocok dilakukan dalam tim. Team player atau orang-orang yang dapat menikmati bekerja dalam tim biasanya adalah extrovert.

Sementara itu, bekerja sendiri umumnya cocok dilakukan untuk jenis-jenis pekerjaan yang kompleks dan teknis, membutuhkan detail, banyak berkutat dengan angka, dan bersifat jangka pendek. Para introvert biasanya menyukai pekerjaan jenis ini, di mana mereka dapat bekerja sendiri dengan nyaman.

2. Lihat pro dan kontra

Selanjutnya, coba kamu lihat masing-masing pro dan kontra bekerja dalam tim dan bekerja sendiri.

Kelebihan bekerja dalam tim

Sebuah tim, tentunya terdiri lebih dari satu orang. Banyak kepala berarti banyak pula ide dan pemikiran yang dapat mengalir untuk suatu project yang sedang dikerjakan.

Ada beberapa manfaat yang bisa kamu peroleh dengan bekerja dalam tim. Tim memungkinkan terjadinya kompetisi yang sehat antarsesama anggotanya, di mana setiap orang berusaha untuk menunjukkan performa yang terbaik. Bekerja dalam tim juga bisa menciptakan trust dan ikatan yang kuat antarsesama anggota. Dengan demikian, setiap anggota akan berusaha untuk menyelesaikan project dengan baik bersama-sama, tanpa meninggalkan satu sama lain.

Tantangan bekerja dalam tim

Meski begitu, tidak selamanya sebuah tim bisa berjalan baik secara ideal. Ada pula kontranya, seperti sulitnya mengidentifikasi seorang “champion” jika ternyata semua anggota tim memiliki kemampuan yang sama. Mendapatkan seorang pemimpin juga menjadi tantangan dalam tim, apabila semua orang merasa pantas menjadi leader. Pada akhirnya, mungkin saja terjadi clash antarsesama anggota. Hal-hal kontra seperti ini dapat saja terjadi jika tim tidak diarahkan dengan baik.

Dalam sebuah tim juga dapat ditemukan “free rider”, yakni anggota yang tidak memberikan kontribusi setara dan membuat anggota lain kerepotan. Bekerja dalam sebuah tim yang anggota-anggotanya tersebar di lokasi yang berbeda juga bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam melakukan koordinasi dan tracking terhadap progress pekerjaan yang sedang dilakukan.

Kelebihan bekerja sendiri

Sama halnya dengan bekerja dalam tim, bekerja sendiri juga memiliki pro dan kontra. Pekerjaan yang dilakukan sendiri tentunya lebih mudah untuk dipantau perkembangannya. Bekerja sendiri juga memungkinkan kamu untuk mengatur ritme kerja sendiri, karena tidak perlu berkolaborasi secara langsung dengan orang lain. Karena itu, kemungkinan terjadi clash atau menghadapi rekan kerja yang ingin mendominasi tidak akan kamu hadapi saat bekerja sendiri.

Tantangan bekerja sendiri

Meski menguntungkan, tantangan bekerja sendiri juga terbilang berat. Bekerja sendiri membutuhkan komitmen yang tinggi soal waktu dan kualitas pekerjaan. Pasalnya, tidak ada atasan atau rekan kerja yang “mengawasi” secara langsung ketika kamu menjalankan pekerjaan.

Jika kamu seorang introvert yang bekerja sendiri, maka beban kerja juga harus menjadi perhatianmu, karena karakter introvert biasanya sungkan dan cenderung menghindari konflik. Ujung-ujungnya banyak dari mereka kelimpahan pekerjaan yang melebihi kapasitasnya.

 

Nah, sekarang kamu dapat memikirkan kembali apakah kamu memang seorang team player atau self-starter. Jenis pekerjaan manakah yang lebih nyaman kamu lakukan? Semoga artikel ini dapat membantu kamu dalam menemukan jenis pekerjaan yang cocok untuk kamu. 🙂

About Syarifah Amelia

Memiliki latar belakang pendidikan Ilmu Komunikasi, Melly lebih banyak memanfaatkan kemampuan jurnalistiknya untuk menulis materi-materi Public Relations dan melakukan riset. Untuk menyeimbangkan hidup sebagai akademisi dan entrepreneur, Melly juga menjalani berbagai aktivitas menjadi konsultan dan relawan di proyek-proyek pemberdayaan dan pengembangan kapasitas.

View all posts by Syarifah Amelia →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *