Artikel ini adalah bagian dari paparan hasil Survei Perempuan Pekerja & Profesional 2020.
Tak bisa dipungkiri, peran profesional perempuan makin diakui, meski dunia kerja belum sepenuhnya ramah terhadap perempuan. Di era emansipasi seperti saat ini pun, sudah cukup banyak perusahaan yang memberikan kesempatan bagi karyawan perempuan untuk mengembangkan potensi mereka. Banyak pula perempuan yang berhasil mencapai posisi manajerial hingga posisi puncak di perusahaan.
Namun, bagaimana sih pandangan perempuan pekerja dan prpfesional terhadap kepemimpinan dalam organisasi? Dari hasil Survei Perempuan Pekerja & Profesional 2020 yang diadakan pada akhir Februari hingga pertengahan April 2020, Chic Managers menemukan bahwa kebanyakan perempuan menilai bahwa gender mempengaruhi cara seseorang dalam memimpin.
Kualitas Kepemimpinan Laki-laki dan Perempuan di Mata Perempuan Pekerja dan Profesional
Dari 200 responden perempuan yang aktif bekerja, sebanyak 59% meyakini gender mempengaruhi kemimpinan seseorang. Sebanyak 14% responden menilai bahwa gender tidak mempengaruhi cara seseorang dalam memimpin, sementara 27% sisanya menjawab ragu. Sebagai informasi, dari seluruh responden tersebut, 54% dipimpin oleh atasan laki-laki dan 46% dipimpin oleh atasan perempuan.
Yang menarik dari hasil survei ini adalah, ketika ditanya jika dapat memilih untuk dipimpin oleh manajer atau atasan laki-laki atau perempuan, hanya sedikit di antara responden perempuan yang memilih untuk dipimpin oleh atasan perempuan, yakni hanya 11%. Meski begitu, 53% responden menilai sama saja antara dipimpin oleh manajer atau atasan perempuan atau laki-laki, sementara 36% memilih untuk dipimpin oleh atasan laki-laki.
Para responden yang memilih untuk dipimpin oleh manajer atau atasan laki-laki menilai ada tiga kelebihan yang menonjol yang dimiliki pemimpin laki-laki, yakni lebih tenang dan tidak emosional (80%), memiliki target yang jelas dan lebih cepat dalam pengambilan keputusan (44%), serta tegas dan berwibawa (27%).
Sementara para responden yang memilih untuk dipimpin oleh manajer atau atasan perempuan menilai ada empat kualitas yang dimiliki oleh pemimpin perempuan. Keempat hal itu adalah kemampuan untuk menumbuhkan budaya kekeluargaan di lingkungan kerja (60,5%), memiliki intuisi yang kuat (53,5%), mengutamakan work-life balance (42%), dan lebih sabar (20%). Selain itu, mereka juga menilai pemimpin perempuan biasanya lebih detail dan peduli terhadap tim.
Tingkat Kepuasan Terhadap Kepemimpinan di Tempat Kerja
Kebanyakan dari para responden perempuan pekerja dan profesional mengaku cukup puas dengan kepemimpinan di perusahaan tempat mereka bekerja. Dari skala 1-10, kebanyakan memberikan nilai 7 dan 8, yakni masing-masing sebanyak 29%. Meski begitu, cukup banyak pula yang memberikan penilaian rendah terhadap kepemimpinan di tempat kerja mereka. Sebanyak 31% memberikan nilai 1-6 untuk kepemimpinan manajer atau atasan mereka.
Ada beberapa kelemahan pemimpin yang membuat para perempuan profesional ini memberikan penilaian rendah. Kelemahan yang paling banyak dikeluhkah adalah, pemimpin tidak pernah memberikan arahan yang jelas (52%), jarang atau tidak pernah memberikan solusi untuk membantu memudahkan kerja tim (41%), terlalu ambisius dan memberikan target yang tidak realistis (30%), kurang komunikatif dan tidak responsif (30%), bersikap micromanage (28%), atasan tidak mendukung atau tidak membimbing anak buah untuk menjadi lebih baik (22%).
Selain itu, ada pula yang mengeluhkan atasan galak dan tidak kooperatif, tidak mau menerima saran dan mendengarkan ide dari anak buah, serta ada pula yang lamban dan tidak kreatif.
Kualitas Pemimpin yang Disukai
Seperti telah disebutkan sebelumnya, kebanyakan dari para responden perempuan pekerja dan profesional mengaku cukup puas dengan kepemimpinan di perusahaan tempat mereka bekerja. Sebanyak
Dari skala 1-10, total ada 58% responden yang memberikan nilai 7 dan 8 untuk kepemimpinan atasan langsung mereka. Bahkan ada 8% yang memberikan nilai 9 untuk kepemimpinan atasan mereka.
Dari hasil survei, Chic Managers menemukan kualitas atau kelebihan para manajer dan pemimpin tersebut di mata anak buah mereka. Pemimpin yang dinilai baik percaya kepada anak buah (66%), terbuka terhadap masukan dan ide dari anak buah (62%), selalu berusaha memberikan solusi untuk memudahkan pekerjaan tim (59%), mendukung dan membimbing anak buah untuk menjadi lebih baik (58%), komunikatif dan responsif (50%), selalu memberi arahan yang jelas (45%), memiliki network yang luas (32%), serta penuh dengan ide kreatif (26%).
Beberapa responden yang memberikan nilai yang baik bagi kepemimpinan atasannya karena sikap positif mereka mendukung tim dan anak buahnya untuk mendapatkan work-life balance.
Tentang Survei Perempuan Pekerja & Profesional 2020
Survei Perempuan Pekerja & Profesional 2020 diadakan oleh Chic Managers pada akhir Februari hingga pertengahan April 2020. Survei ini bertujuan untuk mencari tahu beragam aspek dari kehidupan profesional para pekerja perempuan di Indonesia, khususnya di kota-kota besar. Beberapa hal yang disorot dalam survei ini adalah kebiasaan mereka sehari-hari, motivasi mereka dalam bekerja, stres pekerjaan dan cara mereka menghadapinya, serta aspek kepemimpinan di tempat kerja mereka.
Survei ini diikuti oleh 200 orang responden perempuan berusia 21 tahun ke atas. Mereka tersebar di berbagai kota di Indonesia, dengan mayoritas responden atau 77% berdomisili di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Sementara sisanya tersebar di kota-kota besar lainnya di Indonesia, termasuk Yogyakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, Makassar, Balikpapan, Kediri, Denpasar, Kupang, dan Kendari.
Sebanyak 36% responden memiliki pengalaman kerja lebih dari 10 tahun, diikuti oleh 24% responden dengan pengalaman kerja 7-10 tahun, 15% responden dengan pengalaman kerja 2-5 tahun, 13% dengan pengalaman kerja 5-7 tahun, 9% dengan pengalaman kerja 1-2 tahun, dan 3% dengan pengalaman kerja kurang dari 1 tahun.
Mereka memiliki beragam jabatan, di mana 43% di antaranya adalah staf perusahaan, 23% manajer, 13% menjabat posisi specialist, 12% kepala divisi, 6% pekerja lepas dan konsultan, dan 3% merupakan pemilik usaha.
Sebanyak 79% dari responden bekerja sebagai karyawan swasta, 12% pegawai negeri sipil (PNS), dan 6% adalah pekerja lepas dan konsultan, 3% pemilik usaha. Ada pula sebanyak 3% responden adalah mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.